Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Firman Hayat Itu
Allah Yang Mahamulia
Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
Teladan Tuhan
Menghasilkan Banyak Buah
Tuhan, Marilah dan Lihatlah
Peringatan Akan Hari Itu
Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
Sejarah di balik perayaan natal
Buanglah ragi yang lama itu!
Pemuliaan
Pembenaran

Kidung #235


      Pembenaran merupakan hal yang sangat penting dalam keselamatan sempurna Allah. Setelah memperoleh pengampunan dosa dan pencucian dosa, juga sesudah dikuduskan, kita tidak lagi bermasalah di hadapan Allah. Allah pun mempunyai kedudukan dan dasar untuk membenarkan kita. Ini merupakan mata rantai penting lainnya dalam kenikmatan kita akan keselamatan sempurna Allah.


I. MAKNA PEMBENARAN

      "Untuk menunjukkan keadilan-Nya . . . bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus" (Rm. 3:26).

      Dalam Alkitab pembenaran berarti, Allah menurut kebenaran-Nya menyatakan manusia benar. Dengan kata lain, Allah membenarkan manusia menurut standar kebenaran-Nya.


II. PEMBENARAN OBJEKTIF

      "Yang dapat dibenarkan di hadapan Allah" (Rm. 3:20).

      Pembenaran Allah beraspek dua, objektif dan subjektif. Pembenaran objektif adalah pembe-naran diri kita dalam kedudukan berdasarkan kebenaran yang kita terima dari Allah (Flp. 3:9); yaitu pembenaran diri kita dengan memiliki Kristus sebagai kebenaran kita (1 Kor. 1:30). Kita memperoleh pembenaran ini atas dasar empat hal berikut:


A. Karena Anugerah Allah

      "Karena anugerah Allah telah dibenarkan" (Rm. 3:24; Tl.).

      Manusia dibenarkan Allah pertama-tama berdasarkan anugerah (kasih karunia) Allah. Pembenaran Allah atas kita berdasarkan anugerah-Nya, ialah penggenapan-Nya secara cuma-cuma segala tuntutan kebenaran-Nya demi kita. Pembenaran ini dapat disetujui juga diterima setiap orang tanpa usaha manusia dan tanpa membayar harga; karena itu, ini adalah kasih karunia.


B. Melalui Penebusan Kristus Yesus

      "Dibenarkan . . . melalui penebusan dalam Kristus Yesus" (Rm. 3:24).

      Allah dapat membenarkan kita berdasarkan anugerah-Nya melalui penebusan Kristus Yesus. Selain pengaliran darah Tuhan Yesus di atas salib untuk merampungkan penebusan bagi kita serta memuaskan tuntutan kebenaran Allah, tiada dasar dan jalan bagi Allah untuk membenarkan kita berdasarkan anugerah-Nya, sekalipun Dia berkehendak melakukannya. Bagaimanapun, karena di atas salib Tuhan Yesus telah mengalir-kan darah adi-Nya, melunasi harga tebusan, dan memuaskan semua tuntutan kebenaran Allah atas kita (Rm. 5:9), maka Allah dapat membenar-kan kita berdasarkan anugerah-Nya sesuai dengan kebenaran-Nya.


C. Melalui Iman Kita Kepada Kristus

      "Kamu tahu bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya melalui iman dalam Kristus Yesus" (Gal. 2:16).

      Manusia dibenarkan Allah, bukan hanya berdasarkan anugerah Allah dan melalui penebusan Kristus Yesus, tetapi juga melalui imannya kepada Kristus. Anugerah Allah dan penebusan Kristus Yesus adalah di pihak Allah, sedangkan iman kepada Kristus Yesus adalah di pihak kita.


D. Dibuktikan Oleh Kebangkitan dan Kenaikan Kristus

      "Yesus . . . dibangkitkan karena pembenaran kita" (Rm. 4:25).

      Kebangkitan Kristus merupakan suatu bukti pembenaran kita. Kematian Kristus memuaskan tuntutan kebenaran Allah, supaya Allah dapat membenarkan kita. Kebangkitan Kristus merupakan pembenaran Allah dan bukti pekerjaan-Nya; sebab itu, juga merupakan suatu bukti pekerjaan-Nya.

      ". . . akan kebenaran, karena Aku [Kristus] pergi kepada Bapa (Yoh. 16:10).

      Kenaikan Kristus kepada Bapa di surga setelah kebangkitan-Nya juga merupakan bukti pembenaran kita, seperti bait ketiga dari sebuah kidung yang mengatakan:

Allah Bapa, Dikau telah menerima

Yesus sebagai Pengganti kami;

Menghukum yang tak bersalah bagi yang bersalah

Bisakah Engkau mengubah sikap-Mu?

Sebagai bukti keadilan yang sempurna,

...


III. PEMBENARAN SUBJEKTIF

      "Demikian pula melalui satu perbuatan kebena-ran, banyak orang dibenarkan untuk memper-oleh hayat" (Rm. 5:18; Tl.).

      Kita memperoleh pembenaran objektif dan kedudukan karena anugerah Allah, melalui penebusan Kristus Yesus, serta melalui iman kita. Ini memberi kita posisi untuk menerima hayat Allah, seperti yang dinyatakan dalam ayat ini, ". . . dibenarkan untuk memperoleh hayat."


A. Berdasarkan Hayat Allah

       "Penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus" (Flp. 1:11).

      Tatkala kita hidup berdasarkan hayat Allah yang kita terima dalam pembenaran posisi kita, kita menghasilkan buah kebenaran melalui Tuhan Yesus. Buah ini adalah Kristus sebagai kebenaran kita, yang kita perhidupkan berdasarkan hayat Allah, supaya kita dapat dibenarkan secara subjektif. Pembenaran ini berasal dari hayat dan tidak bisa kita peroleh secara lahiriah, tetapi diperhidupkan dari batin. Sebab itu, bersifat subjektif.


B. Melalui Kristus yang Bangkit

      "Yesus . . . dibangkitkan untuk pembenaran kita" (Rm. 4:25).

      Kita secara subjektif juga dibenarkan melalui Kristus yang bangkit. Kebangkitan Kristus yang disebutkan dalam ayat ini bukan hanya untuk pembuktian luaran dari pembenaran objektif kita, juga untuk masuknya Kristus ke dalam kita menjadi hayat kita (Kol. 1:27; 3:4), supaya kita dapat memperhidupkan Dia sebagai kebenaran kita yang subjektif dan dengan demikian dibenarkan secara subjektif. Kita memperoleh pembenaran secara objektif karena kita percaya ke dalam Kristus dan memperoleh Dia sebagai kebenaran objektif kita; kita memperoleh pembenaran subjektif, karena kita hidup oleh Kristus dan memperhidupkan Dia sebagai kebenaran subjektif kita. Pembenaran objektif menyebabkan kita memiliki hayat; pembenaran subjektif memungkinkan kita bertumbuh di dalam hayat dan diubah kepada kematangan.


C. Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus

      ". . . kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus" (1 Kor. 6:11).

      Dalam nama Tuhan Yesus Kristus adalah dalam persona Tuhan Yesus Kristus, yaitu dalam Tuhan Yesus Kristus sendiri. Hal ini menyatakan kesatuan organik kita dengan Tuhan, kita berbagian dalam hayat dan sifat ilahi-Nya, kita dibenarkan secara subjektif, yaitu disatukannya kita dengan Kristus di dalam Kristus untuk menjadi kebenaran Allah (2 Kor. 5:21b).


D. Di dalam Roh Allah

      "Kamu telah dibenarkan . . . dalam Roh Allah kita" (1 Kor. 6: 11).

      Kita mengalami pembenaran subjektif juga di dalam Roh Allah. Ketika kita diselamatkan, Roh Allah masuk ke dalam kita membawakan hayat Allah kepada kita, supaya kita dapat dibenarkan secara subjektif oleh Allah dalam hayat.


IV. SIKLUS PENEBUSAN

      Keenam tahap pengalaman, mulai dari diampuni, ditahirkan, didamaikan, dirujukkan, dikuduskan, dan dibenarkan merupakan aspek penebusan keselamatan sempurna Allah. Keenam tahap ini membentuk siklus kekal dalam pengalaman hayat rohani kaum beriman hingga penebusan tubuh mereka, yaitu hingga pemuliaan mereka.
 

Diskusi:

  1. Apakah makna dari pembenaran?
  2. Sebutkan dua aspek pembenaran, beserta penjelasannya!
  3. Sebutkan enam tahap pengalaman kaum beriman terhadap penebusan keselamatan sempurna Allah!
  4. Bagikan pengalaman anda atas aspek pembenaran ini!
Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru