Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Firman Hayat Itu
Allah Yang Mahamulia
Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
Teladan Tuhan
Menghasilkan Banyak Buah
Tuhan, Marilah dan Lihatlah
Peringatan Akan Hari Itu
Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
Sejarah di balik perayaan natal
Buanglah ragi yang lama itu!
Pemuliaan
Berjalan menurut Roh

Kidung #435


      Menaati perasaan hayat, menaati pengajaran pengurapan, dan bertindak menurut roh, adalah tiga aspek dari satu hal. Berjalan menurut roh menyinggung tindakan kita menurut roh pembauran, dan bukan hanya merupakan perkara Roh hayat, tetapi juga perkara roh kita yang dilahirkan kembali. Ketiganya mengaitkan bersama Kristus yang adalah  hayat, Roh hayat, dan roh kita yang telah dilahirkan kembali.


I. Roh Itu Yang Adalah Perbauran Dua Roh Menjadi Satu Roh

      "Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia" (1 Kor. 6:17).

      Perjanjian Baru dengan jelas dan tegas mewahyukan kepada kita, kita yang dilahirkan kembali oleh Roh Kudus memiliki Roh hayat Allah berhuni di dalam roh kita yang terlahir kembali, dan kita menjadi satu roh dengan Tuhan. Berarti, roh kita yang dilahirkan kembali dan Roh hayat yang melahirkan kembali, berbaur menjadi satu roh. Dalam beberapa ayat Perjanjian Baru seperti Roma 8:4 dan juga ayat 5 dan 6, atau Galatia 5:16 dan 25, kata "roh" mengacu pada roh pembauran itu. Yaitu Roh Allah dan juga roh kita. Di satu pihak, itu adalah roh kita; di lain pihak, itu adalah Roh Allah. Rasul Paulus penuh pengalaman atas roh pembauran itu. Karena itu, ia menyuruh kita berjalan menurut roh pembauran itu. 


II. Hidup Dan Aktivitas Yang Seharusnya Dimiliki Kaum Beriman

      "Supaya tuntutan hukum Taurat yang adil digenapi di dalam kita, yang tidak hidup [hidup dan berjalan] menurut daging, tetapi menurut roh" (Rm. 8:4; Tl.).

      Menurut keinginan Allah Tritunggal, yang membaurkan diri-Nya dengan kita, hidup kita sebagai kaum beriman tidak hanya hidup yang alkitabiah, atau hidup yang "kudus", "menang", tetapi hidup dan berjalan menurut roh di dalam kita, yang merupakan pembauran dua roh menjadi satu roh. Hidup yang demikian membuat daging, diri, jiwa, dan hayat alamiah kita tersing-kir dan kehilangan fungsinya, sebaliknya mengi-zinkan Allah Tritunggal yang telah melalui proses, Bapa, Putra, dan Roh, mendapat tempat yang mutlak di dalam kita. Demikian Ia dapat menca-pai sasaran membaurkan diri-Nya dengan diri kita yang tersusun dari tiga bagian, roh, jiwa, dan tubuh; agar kita dapat sepenuhnya diduduki oleh-Nya, dipenuhi dan dijenuhi dengan-Nya, mengambil Dia sebagai hayat, pribadi, dan segala sesuatu kita, agar kita sepenuhnya esa dengan Dia sebagai ekspresi-Nya yang penuh.   

      Ketika kita hidup, mengerjakan sesuatu, berbicara dengan orang, dan menjenguk orang, kita tidak seharusnya terlalu terburu-buru. Kita harus belajar berhenti sejenak dan bertanya, “Apakah ini adalah saya atau Kristus?” Ketika kita ingin menelepon atau berbincang-bincang dengan seorang saudara atau saudari, kita harus berhenti sejenak dan memeriksa, apakah kita yang ingin melakukan itu. Seharusnya adalah “bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Kita harus berlatih dan membangun kebiasaan untuk berhenti sejenak sebelum kita berbicara. Jika kita belajar pelajaran ini, seringkali kita akan “menelan” perkataan kita dan tidak akan menga-takannya. Ini bukan berarti bahwa apa yang kita katakan adalah salah; melainkan karena diri kita sendiri yang ingin berbicara. Kita terlalu kuat di dalam kebiasaan kita. Sepanjang hari kita harus berhenti sejenak dan memeriksa apakah kita atau Kristus yang sedang berbicara atau bertindak. Kita bahkan harus berhenti sejenak ketika kita berbicara dengan suami atau istri kita. Janganlah kita mengira bahwa kita boleh bertin-dak sembarangan atau tidak sabar terhadap pasangan hidup kita. Sebenarnya tidak ada seorang pun yang dapat menyingkapkan keantik-an kita sebanyak pasangan hidup kita. Mungkin kita bisa berhati-hati terhadap saudara atau orangtua kita, tetapi terhadap suami atau istri kita, kita menjadi terlalu bebas dan tidak berhenti sejenak. Jika kita berhenti sejenak dan memeriksa diri kita sendiri, maka intuisi kita, yaitu pengenalan batini kita di dalam roh kita, akan memberitahu kita bahwa ini adalah kita dan bukan Kristus yang hidup. Kemudian kita akan menghentikan tindakan dan perkataan kita. Latihan batini seperti ini akan memberikan jalan bagi Tuhan untuk hidup melalui kita. Kemudian, “bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20a).


III. Dua Macam Tindakan

      "Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging" (Gal. 5:16).

      Kata hidup dalam ayat di atas sama dengan kata hidup dalam Roma 8:4. Kata ini mengacu pada perilaku umum dari hidup kita dan berbeda dengan hidup dalam Galatia 5:25, yang mengacu kepada hidup sesuai dengan suatu peraturan. Di dalam Rm. 8:4 kita diberitahu untuk berjalan, bukan menurut daging; tetapi menurut roh. Roh di dalam Rm. 8:4 ini adalah roh yang telah dibaurkan, roh kita dibaurkan dengan Roh Kudus (Rm. 8:16; I Kor. 6:17). Kita harus berjalan menu-rut roh kita karena hari ini Roh Kudus berada di dalam roh kita dan bahkan satu dengan roh kita. "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin [sesuai dengan peraturan] oleh Roh" (Gal. 5:25).

      Hidup di sini mengacu kepada bertindak menurut aturan yang jelas, garis yang tegas. Meskipun hal ini juga adalah tindakan dari "hidup oleh Roh" dalam kehidupan kita, namun sifatnya tidak umum, tetapi khusus dan sesuai dengan aturan yang jelas. Dalam Galatia 6:15 dan 16, Paulus, penulis kitab ini, menasihati kita agar kita berjalan dan bertindak menurut "aturan ini", aturan yang menganggap sunat bukan apa-apa, dan yang terpenting adalah ciptaan baru. Dua macam tindakan dalam hidup kita sebagai kaum beriman, baik perilaku umum maupun khusus, yang menurut aturan tertentu, haruslah sesuai dengan roh yang di dalam kita, yaitu pembauran dua roh menjadi satu roh.

      Kebanyakan orang berjalan dan melakukan hal-hal menurut pikiran, menurut apa yang mereka pikirkan, dan menurut apa yang mereka senangi. Beberapa orang yang berjalan menurut daging melakukan hal-hal yang berdosa, sementara yang lainnya mengerjakan hal-hal yang baik menurut pikiran mereka, pemikiran mereka, dan kesenangan dan ketidaksenangan mereka. Tetapi kita orang-orang Kristen harus berjalan menurut roh. Sebagai contohnya, mungkin Anda berpikir untuk mengunjungi seorang saudara, tetapi di dalam ada sesuatu yang mengganggu Anda. Anda tak seharusnya berjalan menurut pemikiran Anda atau kesenangan dan ketidaksenangan Anda, tetapi menurut "lampu merah batini" atau "lampu hijau batini". Ini adalah berjalan menurut roh Anda.
 

IV. Hanya Hidup Dan Berjalan Menurut Roh

      "Tidak hidup [hidup dan berjalan] menurut daging, tetapi menurut roh" (Rm. 8:4).

      Sebenarnya, setiap hidup dan aktivitas yang bukan menurut roh adalah hidup dan aktivitas menurut daging. Jika kita tidak berjalan menurut roh, tetapi berusaha berjalan menurut Alkitab, sebenarnya, walau mungkin tidak terlihat, kita telah berjalan menurut daging. Berjalan menurut roh perbauran berarti membiarkan Allah Tritunggal yang telah melalui proses mengisi dan menjenuhi kita sampai Dia meresapi seluruh diri kita dan terekspresikan melalui kita secara korporat sebagai Tubuh Kristus, yang rampung dalam Yerusalem Baru. Sewaktu kita berjalan menurut roh perbauran ini, kita membiarkan Allah Tritunggal melakukan pekerjaan-Nya. Jangan menghentikan Dia; jangan menghambat Dia; biarkanlah Dia. Secara praktis, berjalan menurut Roh itu adalah membuka seluruh diri kita kepada Tuhan, menyeru nama-Nya, dan mengontaki Dia melalui mendoa-bacakan Firman-Nya. Jangan berpikir bahwa ini hanyalah hal-hal dasar. Bagaimana dengan nafas kita, makan kita, dan minum kita? Tentu saja ini adalah hal-hal dasar, tetapi juga adalah hal-hal yang vital. Ini adalah hal-hal yang penting dan perlu. Agar kita berjalan menurut roh, kita haruslah orang yang menyeru nama Tuhan. Puji Tuhan sebab kita bisa menyeru kepada-Nya bukan hanya dalam sidang tetapi juga sepanjang hari.


Diskusi:

  1. Apakah yang dimaksud dengan menjadi satu Roh dengan Tuhan?       
  2. Hidup dan aktifitas yang bagaimanakah yang seharusnya dimiliki oleh kaum beriman?
  3. Jelaskan perbedaan hidup oleh Roh dalam Gal. 5:16 dengan Gal. 5:25!
  4. Bagikan pengalaman Anda saat Anda hidup dan berjalan menurut Roh!
Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru