Kidung #215
Menaati pengajaran pengurapan erat hubungannya dengan menaati perasaan hayat. Menaati perasaan hayat berhubungan dengan Kristus sebagai hayat di dalam kita, sedangkan menaati pengajaran pengurapan berhubungan dengan gerakan Roh Kudus di dalam kita. Yang pertama adalah perkara hayat dan yang kedua adalah perkara Roh. Keduanya digabungkan adalah satu hal, yaitu hidup di dalam Roh hayat.
I. Makna Pengurapan
"Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus" (1 Yoh. 2:20); "Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Dia" (1 Yoh. 2:27).
Dalam perlambangan Alkitab, pengurapan melambangkan Roh Kudus yang dengannya Allah mengurapi orang-orang yang akan dipakainya (Luk. 4:18). Pengurapan urapan kudus adalah gerakan Roh Kudus itu sebagai urapan di dalam kita. Ini bukan hanya minyak urapan, melainkan pengurapan, dan tidak hanya melambangkan Roh Kudus, tetapi juga gerakan Roh Kudus.
II. Pengajaran Pengurapan
"Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Dia. Karena itu, kamu tidak perlu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu . . ." (1 Yoh. 2:27);
Pengajaran pengurapan adalah perasaan dan pengetahuan yang berasal dari pengura-pan, yakni gerakan Roh Kudus sebagai minyak urapan di dalam kita. Pengajaran ini tidak membuat kita mengerti atau mengenal secara tertulis atau lisan, melainkan, membuat kita merasakan dan memahami lewat gerakan dan olesannya yang lembut, yang dapat dipahami tetapi sering tidak terkatakan. Perasaan yang berasal dari pengurapan dan perasaan hayat dari hayat Tuhan di batin kita sebenarnya satu. III. Unsur-Unsur Pengurapan
Pengurapan mengandung unsur tertentu, seperti cat yang dipakai untuk mengecat perabot. Unsur yang terkandung dalam pengurapan adalah Allah sendiri, hakiki Allah. Semakin sering pengurapan mengoles kita dengan lembut di batin, semakin banyak unsur Allah, hakiki Allah yang teroles ke dalam kita. Jadi, pengurapan tidak hanya membawakan kita pengajaran, tetapi juga unsur Allah. Ia tidak hanya membuat kita mengenal Allah tetapi juga memperoleh unsur Allah yang kaya.
IV. Hubungan Antara Pengurapan Minyak Dengan Pembubuhan Darah
". . . imam harus mengambil sedikit dari darah tebusan salah itu dan membubuhnya pada cuping telinga kanan orang itu dan pada ibu jari tangan kanan dan ibu jari kaki kanannya. ...Kemudian imam harus membubuh sedikit dari minyak itu pada cuping telinga kanan dari orang yang akan ditahirkan, pada ibu jari tangan kanannya dan pada ibu jari kaki kanannya, di tempat mana dibubuhi darah tebusan salah itu" (Im. 14:25-28).
Darah tebusan salah yang disebutkan di atas melambangkan darah penebusan yang Kristus curahkan bagi kita. Minyak yang disebutkan di sini melambangkan Roh Kudus, yang dengan-Nya Allah mengurapi kita. Roh Kudus sebagai minyak mengurapi kita, melambangkan Allah di dalam Roh, ekspresi ultima-Nya, menghampiri kita. Hal itu harus didasarkan pada darah penebusan yang Kristus rampungkan bagi kita. Darah penebusan Kristus adalah dasar satu-satunya agar Allah dapat menghampiri kita. Dalam lambang Perjanjian Lama, mula-mula darah dibubuhkan pada seseorang, lalu minyak untuk urapan dibubuhkan pada darah itu. Dalam Perjanjian Baru, mula-mula darah Kristus dipercikkan ke atas kita (1 Ptr. 1:2); lalu Roh, yang dengannya Allah mengurapi kita, diurapkan ke dalam kita, dan terus-menerus diurapkan ke dalam kita berdasarkan penebusan oleh darah Kristus. Tujuan pengurapan adalah untuk mengurap-kan Allah ke dalam kita, sehingga kita dapat bersekutu dengan Allah dan berbaur serta bersatu dengan Allah.
V. Pengajaran Pengurapan Dan Pengertian Pikiran Kita
Walaupun pengajaran pengurapan dihasilkan dari pengurapan; tetapi, keduanya menempati tempat yang berbeda dalam keberadaan kita. Pengurapan ada di dalam roh kita, sementara pengajaran pengurapan ada dalam pikiran kita. Mengapa pengurapan ada dalam roh kita? Karena Roh Kudus diam di dalam roh kita; oleh karena itu, pengurapan yang datang dari pergerakan Roh Kudus pasti di dalam roh kita. Ketika roh kita dimotivasi oleh Roh Kudus, kita menjadi sadar akan hal itu. Kesadaran yang sedemikian adalah perasaan pengurapan. Pada saat ini, dengan kondisi bahwa pikiran kita telah diajari, kita mampu menerjemahkan/menjelaskan perasaan dari roh kita ini. Kita dapat mengerti artinya dan karenanya mendapatkan pengajaran yang berasal dari pengurapan. Oleh karena itu, pengajaran pengurapan ada di dalam pikiran kita dan sepenuhnya merupakan masalah pemahaman pikiran kita.
VI. Menaati Pengajaran Pengurapan
"Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Dia . . . dan sebagaimana ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia" (1 Yoh. 2:27).
Perkataan di atas menyuruh kita tinggal di dalam Tuhan menurut pengajaran pengurapan di batin kita. Bertindak menurut pengajaran pengurapan adalah menaati pengajaran pengurapan. Hal ini perlu agar kita dapat tinggal di dalam Tuhan dan dapat memelihara persekutuan kita dengan Tuhan. Bila kita menaati pengajaran pengurapan batini, berarti kita mengikuti Roh itu, hidup di dalam persekutuan hayat Tuhan, dan hidup di hadapan Allah.
Jadi menaati pengajaran pengurapan berarti berjalan menurut roh, hidup dalam persekutuan, dan hidup di depan Allah. Berjalan menurut roh berhubungan dengan Roh Kudus; hidup dalam persekutuan berhubungan dengan Tuhan; hidup di hadapan Allah berhubungan dengan Allah. Karena itu, ketiganya ini boleh dikatakan sebagai hubungan pengajaran pengurapan dengan Allah Tritunggal.
VII. Hasil Menaati Pengajaran Pengurapan
Karena pengurapan adalah olesan lembut dan gerakan Roh Kudus di dalam kita dengan unsur Allah, maka ketika kita menaati pengaja-ran-Nya, kita memperoleh pertambahan unsur Allah di dalam kita dan dibimbing untuk hidup di depan wajah-Nya setiap saat dan di mana saja, tinggal di dalam Dia dan bersekutu dengan-Nya tanpa gangguan. Demikianlah, kita memperoleh Dia tinggal di dalam kita dan menikmati berkat tertinggi dari hadir-Nya. Pada saat demikian, kita memasuki lingkungan yang disebutkan dalam syair sebuah kidung (Kidung 416) yang mengatakan, /Tirai terb'lah kumasuk, / mulianya tak terhingga . . . /Kini kuhidup di depan Sang Raja". Maksudnya, kita menembus tirai tubuh daging dan hidup di hadapan Allah, kita masuk ke dalam tempat Mahakudus, hidup di dalam roh untuk bersekutu dengan Allah secara bertatapan muka. Kita harus senantiasa menjamah pengurapan dan menaati pengajarannya. Begitu kita hidup dalam pengajaran pengurapan, kita berjalan menurut roh, hidup dalam persekutuan Tuhan, dan hidup di depan Allah.
Diskusi:
- Apakah makna dari pengurapan? Dan apakah maksud dari pengajaran pengurapan itu?
- Jelaskan hubungan antara pengurapan minyak dengan pembubuhan darah!
- Pernahkah Anda mendapat pengajaran pengurapan, yang mempengaruhi pikiran bahkan hidup Anda? Bagikanlah pengalaman Anda!
- Apakah hasil dari menaati pengajaran pengurapan?
- Firman Hayat Itu
- Allah Yang Mahamulia
- Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
- PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
- Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
- Teladan Tuhan
- Menghasilkan Banyak Buah
- Tuhan, Marilah dan Lihatlah
- Peringatan Akan Hari Itu
- Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
- Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
- Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
- Sejarah di balik perayaan natal
- Buanglah ragi yang lama itu!
- Pemuliaan