Kidung #541
Ketika kita percaya ke dalam Kristus dan bersatu dengan-Nya dalam hayat, hayat-Nya menghasilkan perasaan hayat di dalam kita yang harus diperhatikan dan dipatuhi oleh kita, yang telah bersatu dengan-Nya, menjadi satu roh dengan-Nya, dan yang mengalami-Nya di dalam kehidupan rohani kita.
I. Enam Hal yang Dimiliki Kaum Beriman Begitu Beroleh Selamat
A. Terang Hayat
"Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup [hayat]" (1 Yoh. 5:12); “Hidup itu adalah terang manusia" (Yoh. 1:4).
Begitu kita menerima Putra Allah sebagai Juruselamat kita, kita memiliki Putra Allah dan hayat, karena hayat ada di dalam Dia (1 Yoh. 5:11). Hayat ini adalah terang manusia.
B. Hukum Allah Tertulis dalam Hati Kita
"Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka" (Ibr. 8:10).
Dalam Perjanjian Lama, hukum Allah tertulis pada loh batu di luar manusia. Dalam Perjanjian Baru, Allah memberi, menaruh hukum-Nya dalam akal budi kita dan menuliskannya dalam hati kita. Hal ini terjadi melalui Allah memberikan hayat-Nya kepada kita dan menaruhnya di dalam kita, sehingga hukum dalam hayat-Nya menjadi hukum hati dan akal budi kita.
C. Hukum Roh Hayat
"Sebab hukum Roh hayat telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut" (Rm. 8:2).
Hukum Roh hayat dan hukum yang disebut terdahulu, yang tertulis dalam hati kita saling berhubungan dan selaras. Tertulisnya hukum tersebut dalam hati kita menunjukkan bahwa hukum tersebut ada di dalam hayat, menitikbe-ratkan fungsi hayat.
D. Allah Bekerja di dalam Kita
"Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Flp. 2:13).
Begitu kita beroleh selamat, Allah datang untuk hidup di dalam kita dan bekerja di dalam kita, agar kita dapat bertekad di batin dan bekerja di lahir untuk menggenapkan perkenan hati-Nya.
E. Kristus Hidup di dalam Kita
"Kristus hidup di dalam aku" (Gal. 2:20).
Begitu kita beroleh selamat, kita pun memiliki Kristus hidup di dalam kita sebagai hayat. Hidup-Nya di dalam kita bersifat aktif dan operatif.
F. Pengurapan di dalam Kita
"Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Dia [Putra bersama Bapa]" (1 Yoh. 2:27).
Dalam Alkitab, pengurapan minyak mengacu kepada Roh Kudus (Luk. 4:18). Begitu kita beroleh selamat, Allah segera mengurapi kita dengan Roh-Nya (2 Kor. 1:21-22). Gerakan Roh Kudus seperti minyak urapan yang mengurapi kita di batin, membuat kita memahami pikiran Allah dan mengajar kita dalam segala hal.
II. Perasaan Hayat
A. Sorotan terang hayat di dalam kita membuat kita memiliki perasaan di batin.
Karena terang hayat adalah hayat Tuhan yang menyorot di dalam kita, maka penyorotan itu tentu menghasilkan suatu perasaan hayat di ba-tin kita, sehingga kita dapat memahami apa yang dari Tuhan, dan apa yang menyenangkan Dia.
B. Penyataan fungsi hukum yang tertulis dalam hati kita oleh Allah dan hukum Roh hayat juga memungkinkan kita memiliki perasaan di batin.
Karena hukum yang Allah tulis dalam hati kita dan hukum Roh hayat di dalam kita merupakan fungsi alami dari hayat Tuhan di dalam kita, maka setiap kali fungsinya ternyata, kita akan memiliki suatu perasaan. Perasaan itu adalah perasaan hayat, yang dapat kita rasakan melalui fungsi hukum hayat.
C. Pekerjaan Allah di dalam kita juga membuat kita memiliki perasaan di batin.
Karena pekerjaan Allah di dalam kita merupa-kan suatu kegiatan, maka ia akan menghasilkan suatu perasaan di batin. Perasaan itu adalah perasaan hayat di dalam kita, yang membuat kita merasakan apa yang Allah inginkan atas diri kita. D. Kristus hidup di dalam kita juga membuat kita memiliki perasaan di batin.
Kristus hidup di dalam kita penuh dengan aktivitas, ini pasti membuat kita memiliki perasaan di batin. Karena perasaan itu berasal dari aktivitas hayat Kristus di batin, maka ia pasti bersifat hayat.
E. Pengurapan minyak urapan di dalam kita pun membuat kita memiliki perasaan di batin.
Roh Kudus mengurapi kita seperti minyak urapan di dalam kita. Gerakan-Nya pun membuat kita memiliki perasaan hayat di dalam kita.
III. TANGGUNG JAWAB KAUM BERIMAN TERHADAP PERASAAN HAYAT
A. Bertindak Hanya Menurut Roh, Menaruh Pikiran di atas Roh
"Hidup menurut roh; . . . menaruh pikiran di atas roh" (Rm. 8:4-6).
Perasaan hayat di dalam kita berasal dari Roh dan di dalam roh kita. Jadi, tanggung jawab kita yang pertama terhadap perasaan hayat adalah bertindak hanya menurut roh, menaruh pikiran kita di atas roh. Yaitu, kita harus menaati roh dan bersimpati kepada roh dalam segala hal.
B. Memperhatikan Perasaan Hayat di Batin
"Menaruh pikiran di atas roh adalah hidup dan damai sejahtera" (Rm. 8:6; Tl.).
Bila kita menaruh pikiran kita di atas roh, kita memiliki hayat dan damai di batin. Kita perlu memperhatikan dan mengenali perasaan hayat dan damai di batin kita.
C. Patuh dengan Takut dan Gentar
"Kamu senantiasa taat . . . kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar" (Flp. 2:12).
Kita harus taat dengan takut dan gentar terhadap pekerjaan Allah yang kita rasakan di batin, baik itu untuk kemauan atau pekerjaan. Takut adalah motivasi batin kita, dan gentar adalah sikap lahir kita. Kita harus taat sedemikian ini terhadap perasaan hayat di batin kita.
D. Tinggal di dalam Tuhan Menurut Pengajaran Pengurapan
"Sebagaimana pengurapan-Nya . . . telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia [Tuhan]" (1 Yoh. 2:27).
Pengurapan di dalam kita mengajar kita mengenal Tuhan dan hal-hal yang berhubu-ngan dengan Tuhan. Kita harus tinggal di dalam Tuhan untuk memiliki persekutuan dengan-Nya menurut pengajaran tersebut.
IV. Hasil Menaati Perasaan Hayat
A. Menikmati Hayat dan Damai
"Menaruh pikiran di atas roh adalah hidup dan damai sejahtera" (Rm. 8:6; Tl.).
Menaruh pikiran kita di atas roh, membuat kita memiliki perasaan hayat; kita akan menik-mati kepuasan (hayat) dan perhentian (damai).
B. Tinggal di dalam Tuhan
“Sebagaimana pengurapan-Nya . . . telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia [Tuhan]" (1 Yoh. 2:27).
Pengajaran pengurapan memberi kita perasa-an hayat di batin. Dengan menaati perasaan hayat ini, kita dapat tinggal di dalam Tuhan.
C. Memperhidupkan Keselamatan
"Kamu senantiasa taat . . . kerjakan keselamatan-mu dengan takut dan gentar" (Flp. 2:12).
Setelah kita beroleh keselamatan, kita masih perlu mengerjakan keselamatan kita, "Kerjakan keselamatanmu".
D. Menggenapi Perkenan Hati-Nya
"Kamu senantiasa taat . . . Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Flp. 2:12-13).
Menggenapkan kerelaan (perkara hati) Allah adalah hasil lain dari ketaatan kita kepada perasaan hayat yang berasal dari pekerjaan Allah di dalam kita.
Diskusi:
- Sebutkan 6 hal yang dimiliki oleh kaum beriman setelah beroleh selamat!
- Apakah perasaan hayat? Jelaskan!
- Bagaimana tanggung jawab kita terhadap perasaan hayat di dalam kita?
- Apakah hasil dari menaati perasaan hayat? Berikan pengalaman anda!
- Firman Hayat Itu
- Allah Yang Mahamulia
- Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
- PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
- Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
- Teladan Tuhan
- Menghasilkan Banyak Buah
- Tuhan, Marilah dan Lihatlah
- Peringatan Akan Hari Itu
- Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
- Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
- Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
- Sejarah di balik perayaan natal
- Buanglah ragi yang lama itu!
- Pemuliaan