Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Firman Hayat Itu
Allah Yang Mahamulia
Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
Teladan Tuhan
Menghasilkan Banyak Buah
Tuhan, Marilah dan Lihatlah
Peringatan Akan Hari Itu
Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
Sejarah di balik perayaan natal
Buanglah ragi yang lama itu!
Pemuliaan
Hidup dalam persekutuan hayat

Kidung #541
 

Begitu kita percaya ke dalam Tuhan, segera kita bersatu dengan-Nya dalam hayat. Hayat ini membawakan persekutuan hayat kepada kita, dan kita harus hidup dalam persekutuan ini, bersekutu dengan Allah dan berbagian dalam segala kekayaan-Nya. Kita harus mengetahui hal ini, memperhatikannya, dan melaksanakannya segera setelah kita beroleh selamat.
 

I. PERSEKUTUAN HAYAT

      "Kami . . . memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal . . . supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami, dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa, dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus" (1 Yoh. 1:2-3).

      Begitu kita percaya Tuhan dan menerima hayat kekal yang diberitakan kepada kita, hayat tersebut membawakan persekutuan hayat, yakni aliran hayat kepada kita, sehingga kita memiliki persekutuan, yaitu aliran antara kita dengan Allah. Persekutuan ini membawa diri Allah dan semua kekayaan-Nya ke dalam kita, menjadi bagian dan kenikmatan kita.
 

II. DUA ASPEK PERSEKUTUAN HAYAT

  1. Memiliki persekutuan dengan para rasul dan gereja yang mereka wakili -- "Memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal . . . supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami [para rasul]" (1 Yoh. 1:2-3).
          Di satu aspek, kita memiliki persekutuan dengan para rasul dan dengan gereja yang mereka wakili (1 Kor. 12:28); yaitu kita memiliki persekutuan dengan semua orang yang memiliki hayat Allah.
  2. Memiliki persekutuan dengan Allah dan dengan Tuhan Yesus -- "Supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus" (1 Yoh. 1:3).
          Aspek lain persekutuan kita dalam hayat Tuhan adalah persekutuan kita dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Hayat dalam persekutuan hayat ini adalah hayat Allah. Hayat ini juga adalah Putra Allah, Tuhan Yesus sendiri. Jadi, persekutuan hayat ini memungkinkan kita memiliki persekutuan bukan hanya dengan orang-orang yang memiliki hayat Allah, bahkan dengan Allah dan Tuhan Yesus.
     

III. SARANA PERSEKUTUAN HAYAT -- ROH KUDUS

      "Dan persekutuan Roh Kudus" (2 Kor. 13:13)

      Karena hayat Tuhan berada dalam Roh Kudus dan telah masuk ke dalam kita melalui Roh Kudus, yang berdiam di dalam kita, maka persekutuan kita dalam hayat Tuhan haruslah melalui Roh Kudus.
 

IV. MAKNA LAIN PERSEKUTUAN HAYAT--TINGGAL DI DALAM TUHAN

      "Dan sebagaimana ia [pengurapan] mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia [Tuhan]" (1 Yoh. 2:27); "Tinggallah di dalam Aku [Tuhan] . . . sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh. 15:45).

      Tinggal di dalam-Nya berarti bersekutu dengan Tuhan untuk melaksanakan perseku-tuan hayat Tuhan, menyerap semua kekayaan Tuhan seperti ranting-ranting menyerap suplai pokok anggur.
 

V. TANGGUNG JAWAB KAUM SALEH TERHADAP PERSEKUTUAN HAYAT

  1. Terus bertekun -- "Mereka bertekun dalam . . . persekutuan" (Kis. 2:42).
  2. Taat kepada pengajaran pengurapan -- "Sebagaimana ia [pengurapan] dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia [Tuhan]" (1 Yoh. 2:27).
  3. Hidup dalam terang -- "Tetapi jika kita hidup dalam terang, sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain" (1 Yoh. 1:7).
  4. Mengaku dosa kita -- "Jika kita hidup dalam terang . . . kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa . . . jika kita mengaku dosa kita, maka la [Allah] adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni . . . dan menyucikan kita” (1 Yoh.1:7-9).
          Jika kita hidup di dalam persekutuan hayat Tuhan, terang hayat Tuhan yang di dalam akan menampakkan dosa-dosa kita dan member-sihkan kita dari semua kejahatan, sehingga kita dapat hidup lebih dalam lagi dalam persekutuan hayat-Nya.

VI. HASIL PERSEKUTUAN HAYAT

  1. Mendapatkan terang Allah -- "Allah adalah terang . . . jika kita katakan, bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia . . . terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain" (1 Yoh. 1:5-7).
  2. Mendapatkan pembasuhan darah Tuhan -- "Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa" (1 Yoh. 1:7).
  3. Tuhan tinggal di dalam kita -- "Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia . . ." (Yoh. 15:5).
  4. Berbuah banyak untuk kemuliaan Allah -- "Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak" (Yoh. 15:5); "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan" (Yoh.15:8).
     

VII. TERPUTUSNYA PERSEKUTUAN HAYAT

  1. Hubungan hayat antara kaum beriman dengan Allah selamanya tidak bisa terputus -- "Mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya" (Yoh. 10:28-29).
  2. Persekutuan hayat kaum beriman dengan Allah dapat terputus -- "Tetapi jika kita hidup di dalam terang . . . maka kita beroleh perseku-tuan seorang dengan yang lain" (1 Yoh. 1:7).
     

VIII. PEMULIHAN PERSEKUTUAN HAYAT

      Melalui mengaku dosa -- "jika kita mengaku dosa kita, maka Ia [Allah] adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yoh. 1:9).
 

IX. PERSEKUTUAN HAYAT PERLU DIPELIHARA MELALUI PERASAAN HAYAT

      Persekutuan hayat dipelihara dalam perasa-an hayat. Bila kita mengabaikan perasaan ha-yat, persekutuan hayat akan putus dan hilang, dan perasaan hayat akan menjadi tumpul.
 

X. BAHAYA KAUM BERIMAN TIDAK HIDUP DALAM PERSEKUTUAN HAYAT

  1. Kehilangan suplai dan fungsi hayat sehingga menderita kerugian -- "Setiap ranting pada-Ku [Tuhan] yang tidak berbuah, dipotong-Nya [Allah]" (Yoh. 15:2); "Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar" (Yoh. 15:6).
  2. Takut dan malu -- "Tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya, dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya" (1 Yoh. 2:28).
     

Diskusi:

  1. Bagaimanakah kita bisa memiliki persekutuan hayat?
  2. Sebutkan dua aspek persekutuan hayat?
  3. Apakah persekutuan hayat bisa terputus? Bagaiamana memulihkan dan memelihara persekutuan hayat?
  4. Mengapa kaum beriman bisa tidak berbuah? Jelaskan menurut Yohanes 15.
Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru