Kidung #339
Tuhan Yesus memberitahu kita, bahwa orang "tidak dapat melayani Allah dan mamon" (Mat. 6:24). Satan memakai harta kekayaan menggoda manusia untuk menyembahnya, juga memper-budak manusia dalam kekayaan materi, seperti pada orang-orang kikir. Namun, kita telah menerima rahmat Allah dan keselamatan Tuhan, yang membebaskan kita dari kuasa Satan dan memalingkan kita kepada Allah (Kis. 26:18).
I. PEMBERIAN ALLAH
"Jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah.. " (1 Tim. 6:17).
Jadi, tidak seharusnya kita menggantungkan harapan kita pada harta benda yang tidak tentu, melainkan kepada Allah, yang memberi kita segala sesuatu untuk dinikmati.
"Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu" (3 Yoh. 2).
Baik-baik dalam segala sesuatu mengacu kepada kelimpahan materi, menunjukkan bahwa kenikmatan materi bagi mereka yang beroleh selamat dan yang menjadi milik Allah, berasal dari Allah, Allah yang membuat seorang berke-limpahan dalam materi. Alkitab juga menuntut kita belajar mengerjakan pekerjaan yang baik bagi keperluan kita (Tit. 3:14, 8). Tetapi, tanpa berkat Allah, semua jerih payah kita sedikit hasilnya. Karena itu, kita harus belajar menaruh harapan kita kepada Allah.
"Ia yang menyediakan benih bagi penabur . . ." (2 Kor. 9:10).
Alkitab memandang persembahan harta benda sebagai menabur. Benih itu diberi oleh Allah dan berasal dari Allah. Jadi, kita hanya mempersembahkan kepada Allah apa yang Allah berikan kepada kita.
II. PESAN TUHAN
"Janganlah kamu mengumpulkan harta bagi dirimu di bumi . . . tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga" (Mat. 6:19-20).
Di sini Tuhan berpesan untuk tidak menyim-pan kelebihan harta itu di bumi, melainkan menyimpannya di surga, yakni memakainya demi kepentingan Bapa surgawi, membantu mereka yang kekurangan, berteman dengan mereka (Luk. 16:9), memajukan Injil-Nya (Flp. 1:5), dan lain-lainnya.
"Peringatkanlah orang-orang kaya di dunia ini ... agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam perbuatan baik, suka memberi dan membagi,.. " (1 Tim. 6:17-20).
Berbuat baik dan kaya dalam perbuatan baik mengacu kepada membagikan kelebihannya kepada orang yang memerlukan. Ini pun berarti menyimpan harta di surga, meletakkan dasar yang baik sebagai harta di masa yang akan datang.
III. JANJI TUHAN
"Berilah dan kamu akan diberi: Suatu takaran yang baik,.. " (Luk. 6:38).
"Ia sendiri telah mengatakan: Lebih berbahagia memberi daripada menerima" (Kis. 20:35).
Cara terbaik untuk diberkati Allah dalam hal materi adalah memberi, bukan menerima. "Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga" (2 Kor. 9:6).
Ini adalah hukum alam yang Tuhan tetapkan di dunia biologis. Dalam pandangan manusia, mempersembahkan harta adalah mendermakan harta. Namun, dalam pandangan Allah, persem-bahan itu seperti menabur yang menghasilkan tuaian. Yang mempersembahkan sedikit, akan menuai sedikit; yang mempersembahkan banyak, akan menuai banyak. Kita wajib percaya janji Allah dalam hukum ini.
"..ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan" (Mal. 3:10).
Jika kita sepenuhnya mempersembahkan yang seharusnya untuk Allah kepada Allah, agar gereja tersuplai dengan limpah, Allah pasti membuka tingkap-tingkap langit bagi kita dan mencurahkan berkat kepada kita, sampai tidak tertampung.
IV. PENGGUNAAN
- Untuk keperluan gereja
Dalam Perjanjian Lama, orang Israel, memper-sembahkan uang tebusan bagi nyawanya kepada-Nya. Persembahan itu dipakai untuk tempat kediaman Allah, yakni Kemah Pertemuan dan Bait (Kel. 30:11-16). Gereja hari ini adalah kemah Allah yang sejati (tempat kediaman--Ef. 2:22) dan bait yang sejati (1 Kor. 3:16-17). Kita, kaum beriman Perjanjian Baru, juga wajib mempersem-bahkan kepada Allah untuk memenuhi berbagai kebutuhan gereja di tempat kita berada.
- Untuk kemajuan injil -- "Karena persekutuan-mu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini" (Flp. 1:5).
Persekutuan mengacu kepada berbagian, menikmati. Begitu kita beroleh selamat, kita harus mempersembahkan kelebihan harta benda kita kepada Allah, yang diberikan-Nya kepada kita untuk kemajuan Injil-Nya.
- Menyuplai hamba-hamba Allah -- "Orang-orang Filipi . . . kamu telah satu dua kali mengi-rimkan bantuan kepadaku [Rasul Paulus]" (Flp. 4:15-16).
Satu Timotius 5:17 mengatakan, kaum beriman wajib menyuplai penatua yang baik pimpinannya, juga yang berjerih lelah dalam pelayanan firman dan mengajar (penatua setempat), dengan harta benda.
- Membantu kaum saleh yang kekurangan:
"Turutlah menanggung kekurangan orang-orang kudus” (Rm. 12:13; Gal. 2:10).
V. JUMLAH
". . . sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing" (Kis. 11:29); "... memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan" (2 Kor. 9:6-7).
Setiap orang harus menetapkan dalam hatinya berapa banyak persembahannya, tanpa sedih atau paksaan, karena Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
VI. PELAKSANAANNYA
" . . . Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami" (2 Kor. 8:4-5).
Persembahan harta benda yang paling diperkenan Tuhan adalah mempersembahkan diri kita dahulu kepada Tuhan, lalu kepada rasul-rasul, yang memperhatikan kita, terakhir meminta mereka memberi kita bagian dalam anugerah dan persekutuan.
"... Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu" (Mat. 6:1-4).
Kita harus berusaha sebisanya agar orang lain tidak tahu persembahan harta kita. Sumbangan terdaftar atau pemberian secara terbuka harus dihindari. Karena alasan itu, kita menyediakan kotak persembahan di tempat sidang agar kaum beriman dapat memasukkan persembahan mereka ke dalam kotak-kotak itu secara diam-diam. Ini sesuai dengan cara umat Allah Perjanjian Lama menaruh uang mereka ke dalam kotak persembahan (2 Raj. 12:9).
VII. MAKNANYA
- Persekutuan dengan penerima -- "Ambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus" (2 Kor. 8:4)
- Kebenaran terhadap manusia di hadapan Allah -- "Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya" (2 Kor. 9:9)
- Persembahan yang diperkenan Allah -- "Janganlah kamu lalai untuk berbuat baik dan memberi bantuan.." (Ibr. 13:16)
- Bau-bauan harum yang diperkenan Allah –
".. suatu persembahan yang harum, suatu kurban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah" (Flp. 4:18).
Diskusi:
- Apa yang harus kita perbuat terhadap harta benda?
- Bagaimana sikap dan minat kita terhadap harta benda?
- Bagaimana kita mengatasi masalah harta benda? Apakah sama seperti waktu kita belum beroleh selamat? Atau, haruskah ada perubahan sesuai dengan keselamatan yang telah membebaskan kita dari kuasa Satan dan memalingkan kita kepada Allah?
- Firman Hayat Itu
- Allah Yang Mahamulia
- Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
- PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
- Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
- Teladan Tuhan
- Menghasilkan Banyak Buah
- Tuhan, Marilah dan Lihatlah
- Peringatan Akan Hari Itu
- Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
- Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
- Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
- Sejarah di balik perayaan natal
- Buanglah ragi yang lama itu!
- Pemuliaan