Bagi kita, orang-orang yang telah beroleh selamat, mempersembahkan diri adalah reaksi positif terhadap keselamatan yang kita terima dari Tuhan. Karena kita telah menikmati keselamatan Tuhan yang agung dan gratis, dengan sendirinya kita ingin membalas budi Tuhan. Kita mempersembahkan diri kepada Tuhan, berarti kita mengijinkan Tuhan menda-patkan diri kita sebagai balas budi kepada-Nya.
I. DASAR KONSEKRASI
"Bahwa kamu bukan milik kamu sendiri. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Kor. 6:19-20). Dasar konsekrasi adalah karena Dia telah membeli kita dengan darah-Nya (Why. 5:9), kita menjadi budak belian-Nya. Kita yang telah percaya kepada Tuhan, telah ditebus dan dibeli oleh Tuhan, adalah budak belian Tuhan; kita bukan lagi milik kita sendiri, tetapi milik Tuhan. Tuhanlah, bukan kita, yang berhak atas diri kita.
"Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi, baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan" (Rm. 14:8). Karena kita yang ditebus dan dibeli oleh Tuhan adalah milik-Nya, maka hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Atas dasar inilah kita mempersembahkan diri kepada-Nya bagi kepentingan-Nya.
II. MOTIVASI KONSEKRASI
"Sebab kasih Kristus menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka" (2 Kor. 5:14-15). Kita mempersembahkan diri kepada Tuhan karena kasih-Nya membelenggu dan menguasai kita. Kasih-Nya memaksa kita, sehingga kita tidak bisa tidak mempersembahkan diri kepada-Nya.
III. MAKNA KONSEKRASI
"Aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup ... itulah ibadahmu yang sejati" (Rm. 12:1). Saat kita mempersembahkan diri kepada Tuhan, kita mempersembahkan diri kepada-Nya sebagai kurban yang hidup. Sebagai kurban yang hidup, kita kudus, terpisah bagi Tuhan untuk dipakai oleh-Nya, dan kita diper-kenan Allah, memuaskan keinginan hati-Nya.
"Perintahkanlah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Dengan setia dan pada waktu yang ditetapkan haruslah kamu mempersembahkan persembahan-persembahan kepada-Ku, sebagai santapan-Ku, berupa kurban api-apian yang baunya menyenangkan bagi-Ku . . . dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela setiap hari sebagai kurban bakaran yang tetap" (Bil. 28:2-3). Dalam Perjanjian Lama, Allah meminta umat-Nya mempersembahkan kurban bakaran kepada-Nya setiap hari menjadi santapan-Nya sehingga Dia dipuaskan. Yang penting bukanlah apa yang kita perbuat untuk Tuhan, melainkan kita memuaskan Dia. Inilah makna sejati konsekrasi.
IV. TUJUAN KONSEKRASI
". . . tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka" (2 Kor. 5:15). Tujuan konsekrasi adalah hidup kepada-Nya. Hidup kepada-Nya lebih tinggi daripada hidup untuk-Nya. Jika kita hidup untuk-Nya, kita dan Dia mungkin tetap dua, tetapi jika kita hidup kepada-Nya, kita dan Dia pasti satu. Jika kita hidup kepada-Nya, Dia tidak hanya menjadi hayat kita, juga menjadi persona kita. Seluruh hidup dan tindakan kita selalu sejalan dengan-Nya dan membiarkan Dia hidup melalui kita.
"Mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup" (Rm. 12:1). Saat kita mempersembahkan diri kepada Tuhan seperti yang disebut di atas, kita mempersembahkan diri kepada Tuhan sebagai kurban yang hidup untuk memuaskan keinginan hatinya.
"Mempersembahkan tubuhmu . . . itulah ibadahmu yang sejati" (Rm. 12:1). Mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup kepada Tuhan adalah ibadah yang sejati (paling beralasan --Tl.).
"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, ..." (Ef. 2:10). Kita, kaum beriman yang telah dipilih dan ditebus oleh Allah, adalah buatan Allah yang diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan yang baik, yang telah dipersiapkan bagi kita untuk dilaksanakan. Ini memerlukan kesepakatan kita, yang terwujud dalam persembahan diri kita kepada-Nya, sehingga Dia bisa menggarap kita untuk menggenapkan pekerjaan-Nya yang baik.
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar; karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu" (1 Kor. 6:20). Tujuan tertinggi konsekrasi adalah memuliakan Allah, yaitu membiarkan Allah hidup melalui kita, terekspresi melalui kita, menyatakan kemuliaannya.
V. HASIL KONSEKRASI
"Hamba-Nya . . . harganya" telah lunas dibayar” (1 Kor. 7:22-23). Akibat pertama konsekrasi kita kepada Tuhan adalah secara praktis kita menjadi budak belian Tuhan, tunduk pada kuasanya dalam segala hal.
"Karena kita ini pekerjanya, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan yang baik" (Ef. 2:10). Kita adalah buatan Allah, seperti bejana tanah liat dibentuk oleh tangan tukang periuk (Yes. 64:8). Hasil lain dari kita mempersembah-kan diri kepada Tuhan ialah Dia mendapatkan kesepakatan kita untuk dengan leluasa membentuk kita.
"Serahkanlah dirimu kepada Allah . . . serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran... " (Rm. 6:13-14); "... kepada pengudusan" (6:19). Ketika kita mempersembahkan diri kita dan anggota-anggota tubuh kita kepada Tuhan, masih ada hasil lainnya, yaitu anggota-anggota tubuh kita menjadi senjata-senjata dan hamba kebenaran sehingga kita bebas dari dosa, tidak dikuasai lagi oleh dosa, dan membawa kita kepada pengudusan.
". . . Harus dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai kurban bakaran, sebagai kurban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN" (Im. 1:9). Hasil mempersembahkan kurban bakaran dalam Perjanjian Lama adalah kurban bakaran tersebut menjadi abu bagi manusia dan bau yang menyenangkan bagi Allah.
Diskusi:
- Apakah dasar dan motivasi dari konsekrasi?
- Apakah makna konsekrasi?
- Setelah saya konsekrasi, bolehkah saya menariknya kembali? Berdosakah bila suatu hari saya melupakannya atau berusaha melupakannya?
- Buatlah sebuah daftar konsekrasi, tuliskan hal-hal apa saja yang ingin Anda persembahkan kepada Tuhan, lalu luangkan waktu untuk membawanya satu per satu dalam doa kepada Tuhan.
- Firman Hayat Itu
- Allah Yang Mahamulia
- Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
- PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
- Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
- Teladan Tuhan
- Menghasilkan Banyak Buah
- Tuhan, Marilah dan Lihatlah
- Peringatan Akan Hari Itu
- Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
- Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
- Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
- Sejarah di balik perayaan natal
- Buanglah ragi yang lama itu!
- Pemuliaan