Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Firman Hayat Itu
Allah Yang Mahamulia
Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
Teladan Tuhan
Menghasilkan Banyak Buah
Tuhan, Marilah dan Lihatlah
Peringatan Akan Hari Itu
Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
Sejarah di balik perayaan natal
Buanglah ragi yang lama itu!
Pemuliaan
Sidang pemecahan roti (1)

      "Kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti" (Kis. 20.7).  "Kamu berkumpul. . .untuk makan perjamuan Tuhan" (1 Kor. 11:20). "Kamu . . . mengambil bagian dalam perjamuan Tuhan. . ." (1 Kor. 10:21).

      Ketiga ayat di atas menunjukkan bahwa sidang pemecahan roti adalah sidang yang dalamnya kaum saleh berkumpul untuk makan perjamuan malam Tuhan dan menghadiri meja Tuhan. Sidang ini terdiri atas dua bagian, yang di depan untuk mengenang Tuhan, dan yang di belakang untuk menyembah Bapa.
 

I. MENGENANG TUHAN -- DENGAN TUHAN SEBAGAI INTI

      "Lalu la mengambil roti . . . memecah-mecah-kannya dan memberikannya kepada mereka, katanya, 'Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.' Demikian juga dilakukan-Nya dengan cawan sesudah makan ... (Luk. 22:19-20).

      Sidang pemecahan roti bukan untuk yang lain, tetapi untuk mengenang Tuhan. Peringatan terhadap Tuhan tersebut merupakan intinya, agar Tuhan mendapatkan kenikmatan. Segala sesuatu dalam sidang ini, baik menyanyikan kidung, ber-doa, membaca Alkitab, atau perkataan inspirasi harus berinti pada Tuhan, membicarakan persona dan karya-Nya, kasih dan kebajikan-Nya, kehidupan dan penderitaan-Nya di bumi, atau kehormatan dan kemuliaan-Nya di surga, agar orang lain merenungkan atau nampak perkara-perkara tersebut untuk mengenang Tuhan.

 

A. Makan Perjamuan Malam Tuhan

      Ketiga ayat yang dikutip pada awal pelajaran ini menunjukkan, bahwa pemecahan roti adalah makan perjamuan malam Tuhan dan juga meng-hadiri meja Tuhan. Makan perjamuan malam Tuhan ditujukan kepada mengenang Tuhan; menghadiri meja Tuhan ditujukan kepada bersama bersekutu terhadap segala yang Tuhan rampungkan bagi kita. Dalam aspek makan perjamuan malam Tuhan, terutama kita harus melakukan tiga hal berikut ini:

1. Mengenang Tuhan

      "Tuhan Yesus mengambil roti . . . memecah-mecahkannya dan berkata, "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku" (1 Kor. 11:23-24).

      Sesuai dengan yang diselenggarakan Tuhan, setiap kali kita memecahkan roti, tidak hanya tersedia seketul roti untuk kita pecahkan dan makan, tetapi juga ada satu cawan untuk kita terima dan minum. Dengan makan roti Tuhan dan minum cawan Tuhan, kita makan perjamuan malam Tuhan dalam mengenang Tuhan. Roti dan cawan merupakan lambang. Menurut firman Tuhan, roti mengacu kepada tubuh-Nya yang diserahkan bagi kita dan cawan mengacu kepada darah-Nya yang tertumpah bagi kita.

      Ketika kita melihat atau menerima roti yang kita pecah-pecahkan, kita wajib merenungkan bagaimana Tuhan telah menjadi daging bagi kita, bagaimana Dia telah mati dalam daging bagi kita, dan bagaimana tubuh-Nya terkoyak bagi kita serta diberikan kepada kita, sehingga kita mendapatkan hayat-Nya. Dalam Alkitab, roti berkenaan dengan hayat. Tuhan berfirman, bahwa Dia adalah roti hayat yang memberikan hayat kepada dunia (Yoh. 6:33-35). Setiap kali menyebut roti, kita wajib memikirkan hayat. Tubuh Tuhan terkoyak untuk diberikan kepada kita sebagai roti, berarti Dia menyerahkan tubuh-Nya demi kita, supaya kita bisa memiliki hayat-Nya. Inilah yang dinyatakan oleh pemecahan roti dan oleh roti yang setiap kali kita pecah-pecahkan.

       "Demikian juga la mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahku, perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku" (1 Kor. 11:25).

      Dalam sidang pemecahan roti, kita wajib merenungkan Tuhan dan apa yang telah dikerjakan-Nya bagi kita, bukan hanya ketika melihat atau menerima roti yang kita pecah-pecahkan, tetapi juga ketika melihat atau menerima cawan yang kita minum. Cawan ini menyatakan perjanjian baru yang Tuhan berlakukan bagi kita dengan menumpahkan darah-Nya. Setiap kali melihat atau menerima cawan yang kita minum, kita harus memba-yangkan betapa Tuhan telah mengambil bagian dalam daging dan darah demi kita (Ibr. 2:14).       

      Dalam Alkitab, roti mengacu kepada hayat dan cawan mengacu kepada "bagian", seperti "TUHAN adalah bagian . . . pialaku" (Mzm. 16:5). Kita penuh dosa dan kejahatan, dan bagian yang seharusnya kita terima dari Allah ialah cawan murka, yaitu masuk ke telaga api, menderita siksaan binasa kekal (Why. 14:10; 21:8). Namun cawan murka bagian kita itu telah Allah berikan kepada Tuhan Yesus untuk direguk di kayu salib (Yoh. 18:11).

      Dia telah menerima hukuman keadilan Allah, bagi kita, mengecap sepenuhnya siksa kebinasaan di telaga api; Dia telah mengalirkan darah-Nya untuk menebus kita dari dosa-dosa, menetapkan perjanjian baru bagi kita, memberi kita piala keselamatan (Mzm. 116:13), dan menjadi cawan berkat kita (Mzm. 23:5).
 

 2. Menikmati Tuhan

      "Yesus mengambil roti . . . memecah-mecahkan-nya, lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata,"Ambillah, makanlah." (Mat. 26:26; Luk. 22:19); lalu Ia mengambil cawan . . . memberikannya kepada mereka dan berkata, "Minumlah kamu semua dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian" (Mat. 26:27-28; Luk. 22:20; I Kor. 11:24-25).

      Meskipun inti pemecahan roti adalah mengenang Tuhan, namun kenangan ini tidak hanya ditujukan kepada Tuhan dan segala karya-Nya bagi kita, tetapi juga (lebih-lebih) menikmati Tuhan dan segala yang dirampungkan-Nya bagi kita. Tuhan mengatakan, bahwa makan roti-Nya dan minum cawan-Nya adalah memperingati Tuhan. Roti dan cawan-Nya menyatakan tubuh dan darah-Nya. Jadi, makan roti-Nya dan minum cawan-Nya berarti makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya. Tubuh dan darah Tuhan adalah diri-Nya yang diserahkannya bagi kita, juga sarana untuk merampungkan segalanya bagi kita. Lagi pula, makan dan minum, bukan hanya menerima tetapi juga menikmati.

      Makan, minum, dan menikmati Tuhan sedemikian ini dalam perjamuan malam-Nya, juga merupakan deklarasi dan kesaksian kita. Kita mendeklarasikan bahwa kita bersatu dan berbaur dengan Tuhan, sebagaimana roti berbaur dengan kita setelah kita terima ke dalam tubuh kita. Kita bersaksi, bahwa kita hidup dengan makan, minum, dan menikmati Tuhan, mengambil-Nya sebagai suplai hayat kita setiap hari. Inilah deklarasi dan kesaksian kita ketika kita memecahkan roti.
 

3. Memamerkan Kematian Tuhan

      "Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang" (1 Kor. 11:26).

      Istilah "memberitakan" dalam ayat ini berarti menunjukkan, memamerkan. Setiap kali kita makan roti Tuhan dan minum cawan Tuhan, untuk mengenang Tuhan, bersamaan dengan itu kita memamerkan kematian-Nya. Namun ketika kita mengenang Tuhan, kita memamerkan kematian-Nya untuk dilihat oleh kita sendiri, para malaikat, dan segala sesuatu. Roti dan cawan terbentang di atas meja, menandakan tubuh dan darah Tuhan. Terpisahnya tubuh dari darah menyatakan kematian, demikianlah kematian Tuhan dipamerkan, ketika kita memecahkan roti mengenang-Nya.  Kutipan Alkitab di sini menga-takan, bahwa kita mengenang Tuhan dan mema-merkan kematian-Nya sampai Ia datang. Ini menyiratkan, ketika kita memecahkan roti untuk mengenang Tuhan dan memamerkan kematian-Nya, saat itu pula kita menanti kedatangan-Nya.
 

Diskusi:

  1. Sidang Pemecahan Roti terbagi menjadi dua bagian. Sebutkan!
  2. Saat Pemecahan Roti yakni dalam aspek makan perjamuan malam Tuhan, apa saja yang perlu kita lakukan?
  3. Mengacu kepada apakah roti dan cawan dalam sidang pemecahan roti?
  4. Sampai kapankah kita memecahkan roti, mengenang-Nya?
Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru