Kidung #19
Kita telah melihat bahwa pengudusan dalam keselamatan sempurna Allah diterapkan kepada kita dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah untuk pertobatan kita, tahap kedua adalah untuk pembenaran kita, dan tahap ketiga adalah untuk pengubahan kita. Pengudusan untuk penguba-han kita ditekankan dalam Roma 6:19 dan 22.
I. KEKUATAN PENGUDUSAN INI -- ROH PENGUDUS
".. dapat diterima ... yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus" (Rm. 15:16).
Menurut nada penulisan ayat ini, pengudusan dirampungkan secara bertahap. Pengudusan Allah di dalam kita terbagi menjadi tiga tahap dan dirampungkan secara bertahap. Dengan demikian, pengudusan yang dibicarakan di sini tentu saja mencakup pengudusan tahap ketiga dan terakhir, yaitu menjadikan kita berkenan bagi Allah melalui pengubahan pengudusan ini. Kita harus hidup dalam Roh Pengudus ini, hidup dan bertindak dengan Dia serta bergerak dan bekerja sesuai dengan Dia, untuk menikmati pengudusan tahap terakhir ini.
II. HAYAT PENGUDUSAN INI -- KRISTUS PENGUDUS
"Kristus Yesus, Yang oleh Allah telah menjadi . . . bagi kita . . . menguduskan" (1 Kor. 1:30).
Kristus adalah kudus (Luk. 1:35), dan Dia adalah yang menguduskan kita (Ibr. 2:11). Dia telah menjadi Sang Pengudus bagi kita dari Allah, karena Dia adalah hayat yang menguduskan di dalam kita, memasukkan unsur-unsur hayat ilahi-Nya ke dalam segenap bagian kita untuk mengu-duskan kita secara bertahap. Pengudusan ini tidak kita peroleh sekaligus dalam kedudukan di luar, tetapi ia bertumbuh secara bertahap secara batiniah dalam sifat kita. Jika kita ingin mengala-mi pengudusan ultima dalam keselamatan sempurna Allah, kita harus mengambil Kristus sebagai hayat dan hidup oleh-Nya dalam kesatuan yang organik.
Setelah kita beroleh selamat, Kristus di dalam kita, maka hayat-Nya yang kudus — yaitu diri-Nya sendiri — berdaya guna di dalam kita, supaya kita berbeda dengan orang lain dan terpisah dari dunia. Ketika Anda berdoa kepada Tuhan, mendekati Tuhan, maka hayat Tuhan yang berada di dalam Anda membuat Anda tidak sama dengan teman Anda, tidak bisa searus dengan mereka. Mereka bertamasya, berekreasi, tetapi di dalam Anda ada satu benda yang ajaib yang menyuruh Anda menjauhi mereka, jangan mengikuti mereka. Kalau Anda mengikuti mereka, mereka akan gembira, tetapi batin Anda tidak nyaman. Sesuatu yang ajaib di dalam Anda adalah hayat Tuhan. Hayat ini kudus, kekudusan adalah selera-Nya. Segala sesuatu yang sesuai dengan sifat kudus Allah digemari-Nya; sedang segala yang berlawanan dengan sifat kudus Allah dibenci-Nya. Sebab itu kalau Anda menjamah sesuatu yang disenangi-Nya, yang sesuai dengan sifat kudus-Nya, Ia akan membuat batin Anda merasa nyaman, segar; sebaliknya kalau Anda bersentuhan dengan apa yang dibenci-Nya, menjamah perkara yang berlawanan dengan sifat Allah yang kudus, Ia di dalam Anda akan membuat Anda menyesal, sengsara.
III. REALITAS PENGUDUSAN INI -- SIFAT PENGUDUSAN ALLAH
"Kuduskanlah mereka dalam kebenaran [reali-tas]; firman-Mu itulah kebenaran" (Yoh. 17:17).
Sifat Allah adalah kudus, dan firman Allah membawa realitas sifat yang sedemikian kepada kita, supaya kita dapat memperolehnya sebagai realitas pengudusan kita. Ini adalah dikuduskan dalam realitas. Ketika kita hidup berdasarkan hayat kudus Kristus di dalam Roh Pengudus, realitas sifat kudus Allah akan menjadi realitas yang menguduskan kita.
Supaya kita kudus, Allah tidak saja di dalam kita memberi satu hayat, di luar kita juga memberi satu Alkitab. Alkitab adalah firman Allah, firman Allah adalah kebenaran. Hayat Kristus di dalam kita membuat kita mempunyai sifat dan selera kudus. Kebenaran Alkitab di luar kita menjadi petunjuk dan terang pengudusan. Hayat batini menuntut kita kudus, kebenaran di luar mengajar kita kudus. Sifat kudus di dalam bereaksi terhadap terang kudus di luar; petunjuk pengudusan di luar, menggugah selera kudus di dalam. Keduanya, yang di dalam dan di luar, saling menunjang. Semakin kita mengikuti perasaan kudus yang di batin, kita pun semakin nampak wahyu pengudusan yang di luar. Semakin kita membaca Alkitab yang di luar, hayat batini kita semakin kuat. Kebenaran Alkitab yang di luar kita sama dengan selera hayat yang di batin kita, selalu menyuruh kita terpisah dengan orang dunia. Kalau Anda sering membaca Alkitab, maka kebenaran yang di dalamnya akan memberi terang kepada Anda, supaya Anda nampak apa yang sesuai dengan sifat kudus Allah, apa yang berlawanan dengan sifat kudus Allah, supaya Anda dan tindak tanduk Anda terpisah dari orang dunia, menjadi kudus, sesuai dengan sifat kudus yang di dalam Anda, supaya orang lain di atas diri Anda dan di dalam tindak tanduk Anda merasakan rasa Allah, yaitu merasakan rasa kudus.
IV. PENYEMPURNAAN PENGUDUSAN INI -- PENDISIPLINAN OLEH BAPA SEGALA ROH
"Bapa segala roh . . . menghajar [mendisplin] kita . . . supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya" (Ibr. 12:9-10).
Bapa segala roh, Bapa kita yang melahirkan kita kembali di dalam roh kita, menghendaki kita dapat menikmati kekudusan sifat-Nya. Jika kita tidak bekerja sama dengan Dia, Dia mendisiplin-kan kita, memaksa kita untuk bersedia menuntut kekudusan-Nya, supaya Dia dapat menyempur-nakan kita dalam kekudusan-Nya. Pendisiplinan ini akan semakin nyata dalam tahap ultima pengudusan-Nya. Sebab itu, kita tidak boleh menganggap ringan pendisiplinan-Nya (Ibr. 12:5). Jika kita menganggap ringan atau menolaknya, kita akan kehilangan kesempatan menikmati kekudusan-Nya dalam pengudusan Allah, terutama dalam tahap ultima pengudusan-Nya.
V. PENGEJARAN PENGUDUSAN INI -- USAHA KITA DALAM HAYAT
"Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan" (Ibr. 12:14).
Secara harfiah, menuntut kekudusan adalah mengejar kekudusan. Ini tentu saja mengacu kepada penuntutan kita yang konstan terhadap kekudusan setelah kita diselamatkan dan dikuduskan secara posisi terhadap Allah, hingga kita dewasa dan dimuliakan. Kita harus mengejar kekudusan dalam tahap ultima pengudusan Allah. Ini adalah usaha yang harus kita lakukan dalam hayat.
VI. PENYEMPURNAAN PENGUDUSAN INI -- PENYUCIAN DIRI KITA
"Marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah" (2 Kor. 7:1).
Allah menyempurnakan kita di dalam pengudusan-Nya, dan Dia juga menghendaki kita menyempurnakan diri kita di dalam pengudusan-Nya. Allah menyempurnakan kita melalui pendisiplinan; kita menyempurnakan diri kita melalui penyucian diri sendiri, membersihkan segala pencemaran daging dan roh, serta dengan takut akan Allah. Sering kali, kita tidak menyuci-kan diri kita menurut penerangan Allah maupun mengikuti Roh Kudus untuk menghilangkan segala pencemaran daging dan roh, kita bahkan tidak takut akan Allah. Pada saat itu, Bapa segala roh yang adalah Bapa di dalam roh kita, tidak mempunyai pilihan lain, kecuali menjalankan pendisiplinan-Nya atas kita demi menyempurna-kan kita dalam kekudusan-Nya.
VII. SELURUH DIRI KITA MENIKMATI PENGUDUSAN INI -- ROH, JIWA, DAN TUBUH DIKUDUSKAN SELURUHNYA
"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna ..." (1 Tes. 5:23).
Ini adalah penggenapan ultima dari pengudusan yang kita nikmati di dalam keselamatan Allah.
Diskusi:
- Bagaimana pengudusan itu dapat dirampungkan ke atas kita?
- Bagaimana Kristus,Sang Pengudus menguduskan kita?
- Bagaimana pengudusan ini menjadi sempurna atas kita?
- Bagikan pengalaman anda terhadap pengudusan tahap akhir ini!
- Firman Hayat Itu
- Allah Yang Mahamulia
- Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
- PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
- Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
- Teladan Tuhan
- Menghasilkan Banyak Buah
- Tuhan, Marilah dan Lihatlah
- Peringatan Akan Hari Itu
- Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
- Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
- Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
- Sejarah di balik perayaan natal
- Buanglah ragi yang lama itu!
- Pemuliaan