Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Firman Hayat Itu
Allah Yang Mahamulia
Yesus Kristus Sang Batu-Penyelamat
PENGHIBUR DAN KEDAMAIAN HAYAT
Kepergian-Nya adalah Kedatangan-Nya
Teladan Tuhan
Menghasilkan Banyak Buah
Tuhan, Marilah dan Lihatlah
Peringatan Akan Hari Itu
Ahli-Ahli Taurat dan Janda Yang Miskin
Memperingati Tuhan sampai Dia datang kembali
Tinjauan Alkitab tentang perayaan natal
Sejarah di balik perayaan natal
Buanglah ragi yang lama itu!
Pemuliaan
Pembaruan

Kidung #242
 

     Dalam aspek hayat keselamatan sempurna Allah, setelah kita dilahirkan kembali, pengalaman berikutnya adalah pembaruan.


I. PERLUNYA DIPERBARUI

     "Menanggalkan manusia lama" (Ef. 4:22).

      Tidak lama setelah diciptakan, manusia berdosa dan jatuh. Dalam kejatuhan manusia, Satan menyuntikkan sifat dosa jahatnya ke dalam manusia, meracuni manusia sepenuhnya, menjadikan manusia bobrok dan jahat, akhirnya menjadikan dia manusia lama berbaur dengan kejahatan setani (Ef. 4:22). Manusia lama yang telah berubah sifat dan bobrok itu perlu ditanggalkan (Kol. 3:9). Maka, dalam keselama-tan sempurna-Nya, Allah telah mempersiapkan hal pembaruan ini untuk kita alami dan nikmati.


II. MAKNA SESUNGGUHNYA PEMBARUAN

     "Dia telah menyelamatkan kita . . . melalui permandian kelahiran kembali dan melalui pembaruan . . . oleh Roh Kudus" (Tit. 3:5).

      Di atas dikatakan, Allah menyelamatkan kita melalui dua hal, permandian kelahiran kembali dan pembaruan oleh Roh Kudus. Hal ini membicarakan aspek keselamatan oleh hayat dalam keselamatan sempurna Allah, dan berbeda dengan aspek penebusan oleh darah. Keselamatan oleh hayat dirampungkan melalui permandian kelahiran kembali dan pembaruan Roh Kudus. Di pihak negatifnya, permandian kelahiran kembali adalah permandian yang menghanyutkan manusia lama kita serta segala sesuatu dari manusia lama; di pihak positifnya, pembaruan Roh Kudus adalah pembaruan yang membawa hayat Allah kepada kita sebagai unsur baru bagi kita untuk menjadi manusia baru. Meskipun kelahiran kembali dirampungkan sekali untuk selamanya, khasiat permandian berlang-sung terus bersama pembaruan. Pembaruan Roh Kudus bersifat menetap, diawali dengan kelahiran kembali kita dan berlangsung terus sampai pengubahan tubuh kita serta masuknya kita ke dalam kemuliaan Allah. Karena itu, setelah kita dilahirkan kembali; kita diselamatkan setiap saat dengan pembaruan Roh Kudus yang tanpa henti setiap hari, bahkan setiap jam, terus-menerus. Inilah diselamatkan dalam hayat Kristus (Rm. 5:10).

      Pembasuhan kelahiran kembali dimulai dengan dilahirkan ulangnya kita dan dilanjutkan dengan pembaruan Roh Kudus sebagai proses ciptaan baru Allah, proses yang membuat kita menjadi manusia baru; ini adalah sejenis pengkondisian ulang, pembuatan ulang, atau pembentukan ulang, dengan hayat. Pembasuhan ini tidak berhenti pada kelahiran kembali; pembasuhan ini berlanjut. Pembasuhan ini berlanjut dengan pembaruan Roh Kudus sebagai proses ciptaan baru Allah, satu proses yang menjadikan kita manusia baru. Allah adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses, dan kita perlu menjadi gereja tripartit yang melalui proses, ditransformasi, dan dimuliakan. Pembasuhan kelahiran kembali membuang segala sesuatu yang berasal dari sifat lama manusia lama kita, dan pembaruan Roh Kudus membagikan sesuatu yang baru—esens ilahi manusia baru—ke dalam diri kita. Dalam proses inilah terjadi perpindahan dari kondisi kita yang lama ke dalam kondisi yang sepenuhnya baru, dari ciptaan lama ke dalam status ciptaan baru. Maka, pembasuhan kelahiran kembali dan pembaruan Roh Kudus bekerja di dalam kita secara terus menerus seumur hidup kita hingga lengkapnya ciptaan baru.


III. SARANA PEMBARUAN

A. Hayat Allah

     "Kita akan hidup dalam hayat yang baru" (Rm. 6:4; Tl.).

      Kebaruan hayat membuktikan bahwa hayat ini, yaitu hayat Allah, adalah hayat yang baru. Karena kejatuhan, hayat ciptaan kita telah menjadi hayat yang usang. Hayat Allah yang kita peroleh dalam kelahiran kembali, yang mengawali pembaruan, adalah hayat yang baru. Setelah kelahiran kembali, hayat Allah ini adalah sarana dasar kelangsungan pembaruan kita. Jika kita hidup dan bertindak berdasarkan hayat pembaruan Allah ini, kita akan menyatakan kebaruan hayat ini.


B. Hati yang Baru dan Roh yang Baru

     "Kamu akan Ku [Allah] berikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu" (Yeh. 36:26).

      Ketika kita dilahirkan kembali; Allah bukan hanya memberikan hayat-Nya kepada kita, Dia pun memberi kita hati yang baru dan roh yang baru. Hati yang baru ini menghasilkan kehendak yang baru di dalam kita, kasih yang baru, dan kecenderungan baru terhadap Allah. Roh yang baru memberi kita kemampuan baru untuk menerima Allah sebagai kepuasan manusia baru kita. Ketika kita mendambakan Allah dan mengasihi Allah menurut hati yang baru ini, serta menerima Allah dengan roh yang baru ini, kita senantiasa diperbarui.


C. Roh Pikiran

     “Harus menanggalkan manusia lama . . . dibarui di dalam roh pikiran kita, dan mengenakan manusia baru" (Ef. 4:22-24; Tl.).

     Pada waktu kita dilahirkan kembali; kita masuk ke dalam fakta menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru melalui kematian dan kebangkitan Tuhan. Namun, setelah dilahirkan kembali, kita masih perlu memiliki pengalaman penanggalan manusia lama dan mengenakan manusia baru setiap saat dalam hidup kita. Ini dirampungkan melalui roh yang ada dalam pikiran kita yang telah diperbarui (Rm. 12:2). Roh dari pikiran kita yang telah diperbarui adalah roh kita yang dilahirkan kembali berpadu dengan Roh Allah, meluas ke dalam pikiran kita untuk melakukan pekerjaan pembaruan di dalam pikiran kita. Dalam roh yang diperbarui inilah kita menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Demikianlah kita diperbarui dan menjadi manusia baru dalam ciptaan baru secara realitas. Dalam manusia baru ini, yang lama telah berlalu, dan telah menjadi baru (2 Kor. 5:17). Hidup kristiani kita bukanlah perkara agama atau perbaikan diri, melainkan menjadi manusia baru dari ciptaan baru (Gal. 6:15). Hasil akhir manusia baru dari ciptaan baru ini adalah Yerusalem Baru yang akan datang, yang dalam kekekalan akan menyatakan secara khusus aspek pembaruan dari keselamatan sempurna Allah.


IV. DELAPAN PRINSIP YANG MEMBANTU KITA UNTUK TINGGAL DALAM PROSES PEMBARUAN

A. Melatih Roh Kita dan Memperhatikan Kondisi Roh Kita dengan Menanggulangi Hati Kita

     “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” (Yeh. 36:26)   

     ... perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi ... yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. (1 Ptr. 3:4); Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam (dalam bagian tersembunyi) Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. (Mzm. 51:8)

B. Mengontaki Tuhan sebagai Sang Penuh Simpati Setiap Pagi untuk Menikmati Rahmat-Nya yang Baru (Rat. 3:21-24)

C. Kembali kepada Allah melalui Kembali kepada Firman-Nya (Neh. 8:1-8)

D. Semua Penderitaan Kita Memiliki Satu Tujuan—Memperbarui Kita (2 Kor. 4:16)

E. Membiarkan Damai Sejahtera Kristus menjadi Juri di dalam Hati Kita dengan Saling Mengampuni untuk Mengenakan Satu Manusia Baru (Kol. 3:13-15)

F. Menjaga Roh Kita dari Pencemaran dan Mencari Pembasuhan Tuhan dari Pencemaran (2 Kor. 7:1; 1 Yoh 1:9)

G. Menikmati Kristus sebagai Anggur Baru Setiap Hari untuk Disusun oleh Dia sebagai Penghasil Anggur (Hak. 9:13)

H. Menempuh Hidup Gereja yang Normal bagi Manifestasi Korporat Allah di dalam Daging (2 Tim. 2:22)


Diskusi:

  1. Mengapa kita perlu diperbarui?
  2. Apa makna sesungguhnya pembaruan?
  3. Apa sarana pembaruan? Jelaskan!
  4. Sebutkan 8 prinsip tinggal dalam pembaruan! Bagikan pengalaman bagaimana anda diperbarui!
Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru