Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Firman hayat sebagai makanan kaum beriman

Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:1-2; Yoh. 6:35, 57; Yer. 15:16
 

      Dalam berita ini kita akan membahas hayat ilahi seperti yang diwahyukan dalam 1:1-2. Satu Yohanes 1:1 mengatakan, ”Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup — itulah yang kami tuliskan kepada kamu.” Dalam ministri Yohanes, pusatnya adalah misteri hayat ilahi. Injil Yohanes, sebagai perampungan kitab-kitab Injil, menyatakan misteri persona dan pekerjaan Tuhan Yesus Kristus. Surat Yohanes (khususnya 1 Yohanes), sebagai peram-pungan dari surat-surat kiriman, membuka misteri persekutuan hayat ilahi, yaitu persekutuan anak-anak Allah dengan Allah Bapa dan dengan sesama anak-anak Allah.

      Dalam 1:1 Yohanes membuka suratnya dengan menggunakan ungkapan apa yang telah ada sejak semula. Ini berbeda dengan "pada mulanya" da-lam Injil Yohanes (1:1). Pada mulanya menelusuri kembali kepada kekekalan yang lampau sebelum penciptaan; "sejak semula" adalah dimulai dari penciptaan. Ini menunjukkan bahwa Surat Yohanes adalah lanjutan dari Injilnya, yang membahas pengalaman kaum beriman terhadap hayat ilahi.

      Kemudian Rasul Yohanes juga menuliskan ungkapan “Firman hayat” yang dalam bahasa Yunani menunjukkan bahwa Firman adalah hayat. Ini adalah Firman yang disebutkan di dalam Injil Yohanes 1:1-4 dan 14. Firman ini menyampaikan hayat kekal dan adalah Persona ilahi Kristus, yang dapat kita jamah. Injil Yohanes 1:1 dan 4 mengata-kan bahwa pada mulanya ada Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Hayat ini adalah terang manusia. Selanjut-nya, ayat 14 mengatakan Firman menjadi daging dan berkemah (tinggal, LAI) di antara kita. Dalam semua ayat ini kita mempunyai satu definisi Firman. Firman adalah Allah.

      Firman hayat telah dinyatakan dengan solid dan dapat dijamah, karena Firman itu telah dide-ngar, dilihat, disaksikan, dan diraba oleh para rasul. Ungkapan ini menunjukkan bahwa Firman hayat tidak hanya misterius, tetapi juga dapat dijamah, sebab Dia telah berinkarnasi. Firman hayat yang misterius ini dapat dijamah oleh manusia, tidak hanya dalam keinsanian-Nya sebelum Dia bangkit (Mrk. 3:10; 5:31), tetapi juga dalam tubuh roha-niah-Nya (1 Kor. 15:44) setelah kebangkitan-Nya.

      Satu Yohanes 1:2 mengatakan, “Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan telah dinyatakan kepada kami.” Dalam ayat ini "hayat" bersinonim dengan "firman hayat" dalam ayat sebelumnya, keduanya menunjukkan Persona ilahi Kristus, Dia bersama dengan Bapa di dalam kekekalan, dinyatakan di dalam waktu melalui inkarnasi, dan dilihat oleh rasul, juga disaksikan dan diberitakan kepada ka-um beriman. Pengalaman rasul-rasul bukan ber-asal dari doktrin apa pun, melainkan dari Kristus, Anak Allah, sebagai hayat kekal dan kesaksian serta pemberitaan mereka bukan berasal dari pengetahuan teologi atau pengetahuan Alkitab, melainkan dari hayat yang sedemikian solid.

      Mengenai Firman hayat, kita jangan mengha-biskan terlalu banyak waktu untuk mempelajari-nya. Tulisan-tulisan Yohanes terutama bukanlah untuk penyelidikan dan pemahaman; melainkan untuk kenikmatan anak-anak Allah. Bagaimana kita dapat mengatakan bahwa tulisan-tulisan Yohanes adalah untuk kenikmatan? Jawabannya adalah tidak ada tulisan-tulisan lain dalam Alkitab menekankan masalah makan sebanyak yang ada dalam tulisan-tulisan Yohanes. Salah satu pasal dalam Injil Yohanes, pasal 6, hampir seluruhnya membahas makanan. Begitu juga dalam tulisannya dalam kitab Wahyu, kita dapat menemukan perkataan Yohanes mengenai makan. Ini menun-jukkan pentingnya perkara makan dalam tulisan-tulisan Yohanes. Ini juga menunjukkan bahwa tulisan-tulisannya bersifat misterius, jauh melampaui pemahaman alamiah kita.

      Jika kita memakan Firman hayat maka hasilnya adalah kita dapat mengekspresikan Dia. Kita dapat mengatakan bahwa makanan yang kita makan dan cerna berbicara untuk dirinya sendiri tidak secara obyektif, tetapi secara subyektif; yaitu wajah kita menyatakan apakah kita telah makan makanan yang bergizi. Prinsipnya sama dengan Firman hayat sebagai ekspresi Allah. Hayat ilahi sebenar-nya adalah Allah sendiri. Bila kita makan Allah sebagai hayat dan mencerna Dia, dalam pengala-man kita hayat ini menjadi Firman untuk mendefi-nisikan, menerangkan, dan mengekspresikan Allah yang kita nikmati. Inilah cara kita menjadi saksi-saksi Allah. Satu kesak­sian adalah satu masalah berbicara atau bersaksi. Menjadi saksi Allah berarti Allah sebagai Firman membicarakan diri-Nya sendiri dari diri kita. Ini adalah ekspresi hayat ilahi.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru