Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Persekutuan Hayat Ilahi

Pembacaan Alkitab: 1 Yohanes 1:3-7
 

      Persekutuan hayat ilahi adalah pokok dari seluruh Surat 1 Yohanes. Surat ini memperlihatkan bahwa setelah menerima hayat ilahi, kita dapat mempunyai persekutuan hayat sebagai aliran atau hasil dari hayat ilahi. Persekutuan hayat ilahi adalah kenikmatan yang nyata dari hayat ilahi.

      Dalam 1:3 Yohanes mengatakan, "Apa yang telah kami lihat dan telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutu-an kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus." Istilah Yunani untuk persekutuan adalah ikoinonia, berarti berpartisipasi bersama, berpartisipasi secara umum. Persekutuan adalah pengaliran hayat kekal, dan sebenarnya merupakan aliran hayat kekal dalam semua orang beriman, yang telah meneri-ma dan mendapatkan hayat ilahi. Semua orang beriman sejati ada di dalam persekutuan ini (Kis. 2:42). Persekutuan ini dibawakan oleh Roh itu dalam roh kita yang dilahirkan kembali. Sebab itu, persekutuan ini disebut "persekutuan Roh Kudus" (2 Kor. 13:13).

      Persekutuan hayat ilahi adalah persekutuan antara kaum beriman dengan para rasul (1 Yoh. 1:3b). Ini berarti ada satu kenikmatan bersama atas Allah Tritunggal di antara kaum beriman dengan para rasul. Bila ada kontak yang tepat, akan ada satu lalu lintas dua arah, dan lalu lintas ini adalah persekutuan. Semakin banyak kita berkontak dengan rasul-rasul, kita akan semakin banyak menikmati hayat ilahi. Persekutuan hayat ilahi juga, antara kaum beriman dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dari hal itu kita nampak bahwa persekutuan menghubungkan kaum beriman dengan para rasul dan dengan Bapa dan dengan Anak. Karena itu, dalam persekutuan ini ada kesatuan yang sempurna dari hayat ilahi.

      Aliran listrik adalah satu ilustrasi yang baik dari persekutuan hayat ilahi. Listrik mengalir dari pusat pembangkit listrik ke dalam suatu gedung. Arus listrik menghubungkan pusat pembangkit dengan gedung itu. Selanjutnya, lampu-lampu dihubung-kan satu sama lain oleh arus listrik. Melalui arus listrik, lampu­-lampu itu dibawa ke dalam satu "persekutuan" satu dengan yang lain. Dalam hayat ilahi, kaum beriman mempunyai persekutuan satu dengan yang lain (1:7; Flp. 2:1). Seperti lampu­-lampu listrik di langit-langit di satu ruangan yang memiliki satu arus mengalir di dalamnya, kita semua juga memiliki arus ilahi mengalir di dalam kita. Semakin banyak hayat ilahi mengalir ke dalam kita, semakin banyak kita menikmati hayat ilahi.

      Dalam ayat 4, Yohanes selanjutnya mengata-kan, "Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna." Sebagai ganti "kami", beberapa naskah kuno mencantum-kan "kamu". Sukacita rasul-rasul juga merupakan sukacita kaum beriman karena kaum beriman berada dalam persekutuan para rasul. Persekutuan adalah pengaliran hayat kekal, sukacita (kenikma-tan atas Allah Tritunggal) adalah hasil dari perse-kutuan ini, yaitu hasil dari berpartisipasi dalam kasih Bapa dan anugerah Anak melalui Roh itu. Dengan kenikmatan rohani atas hayat ilahi semacam ini, sukacita kita dalam Allah Tritunggal dapat menjadi sempurna.

      Dalam Perjanjian Lama, umat Allah penuh sukacita bila mereka bersama-sama datang berpesta. Dalam Kitab Mazmur mereka malah disuruh bersorak-sorai kepada Tuhan (Mzm. 95:1; 98:4, 6). Agama tidak suka mendengar suara gaduh yang bersukaria, tetapi Allah menghargai-nya. Dia suka melihat kita penuh sukacita. Sebab itu, Rasul Yohanes mengatakan bahwa jika kita menikmati persekutuan hayat ilahi, kita akan benar-benar menjadi penuh sukacita. Selanjutnya, bila kita penuh sukacita, kita akan bergirang dan bersukaria. Mari kita datang ke sidang-sidang gereja dengan sukacita, sebab kita menikmati hayat ilahi dalam persekutuan ilahi.

      Kemudian ada suatu berita yang lebih lanjut, yang didengar oleh rasul-rasul dari Tuhan, yaitu untuk menyampaikan kepada kaum beriman bahwa Allah adalah terang (1 Yoh. 1:5). Pertama­-tama kita memiliki hayat ilahi, kemudian berdasar-kan hayat ini kita mempunyai persekutuan hayat ilahi. Persekutuan menghasilkan sukacita. Bila kita ada di dalam unsur sukacita dari persekutuan ini, kita ada di dalam terang Allah. Jadi, urutannya adalah hayat, persekutuan, sukacita, dan terang.

      Bila kita menikmati Allah Tritunggal dalam persekutuan ilahi, kita akan dibawa ke dalam satu situasi di mana dengan spontan kita bersatu dengan para rasul dan Allah Tritunggal untuk tujuan bersama. Allah mempunyai satu tujuan, dan para rasul melaksanakan tujuan Allah. Dengan menikmati hayat ilahi dalam persekutuan ilahi, kita berbagian dalam ketetapan kehendak ini dan perampungannya.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru