Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Menjadi orang Kristen yang menerima sorotan kebenaran Ilahi

Pembacaan Alkitab: 2 Petrus 1:12-21
 

      Surat Petrus ditulis pada waktu gereja merosot dan murtad. Kira-kira 30 tahun setelah gereja didirikan, kemurtadan mulai menyusup ke dalam-nya, yaitu munculnya penyimpangan dari jalur kepercayaan dasar. Orang-orang tertentu menga-jarkan bidah. Salah satu bidah bisa dilihat dalam 2 Petrus 3 yaitu pengajaran yang menganggap kedatangan kembali Tuhan Yesus hanyalah satu mitos. Karena itu Petrus berbeban menyuntik kaum beriman melawan racun kemurtadan. Dalam 1:1-11, Petrus menggunakan persediaan hayat ilahi bagi kehidupan orang Kristen yang wajar. Kemudian dalam ayat 12-21, dia menggunakan sorotan kebenaran ilahi. Mengenai sorotan kebenaran ilahi, ada 2 butir utama: kemuliaan kesaksian para rasul (ay. 12-18) dan terang perkataan nubuat (ay. 19-21).

      Dalam ayat 14, Petrus tahu bahwa dia akan meninggal dunia dengan mati martir.  Dia menulis mengenai “menanggalkan kemah tubuhku” yaitu terlepas dari tubuh yang sementara (2 Kor. 5:1, 4), mati secara jasmani. Begitu juga dalam ayat 15 Petrus berkata mengenai “kepergianku” (Luk. 9:31) yang berarti meninggal dunia. Mengetahui hal ini, Petrus menganggap dirinya bertanggungjawab mengingatkan kaum saleh mengenai “semuanya itu” selama ia hidup sebagai suntikan melawan kemurtadan. "Semuanya itu" mencakup hal-hal seperti kuat kuasa ilahi, hal-hal mengenai hayat dan ibadah, sifat ilahi, dan pengembangan kekayaan ilahi dalam pengalaman kita (1:3-11).

      Kemudian dalam ayat 16-18 Petrus menyam-paikan kesaksian para rasul untuk melawan kemurtadan. Pada waktu itu pemberitaan rasul mengenai kedatangan Tuhan hanya dianggap seperti mitos atau dongeng oleh mereka yang tidak percaya. Tetapi Petrus mengatakan bahwa para rasul tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia ketika mereka memberita-kan kuasa dan kedatangan Tuhan Yesus Kristus (ay. 16). Petrus berkata bahwa mereka adalah saksi-saksi mata tentang kebesaran Tuhan seperti yang dilihat oleh dia, Yakobus, dan Yohanes pada transfigurasi Tuhan (Mat. 17:1-2; Luk. 9:32). Tidak hanya melihat, mereka juga mendengar satu suara dari Yang Mahamulia datang kepada Tuhan dari surga (ay. 17-18). Hal-hal ini adalah butir mengenai kesaksian para rasul.

      Butir kedua ada dalam 1:19-21. Petrus memakai perkataan nubuat yang terdapat dalam Perjanjian Lama untuk meneguhkan kesaksian mereka. Baik kesaksian rasul maupun perkataan nubuat dalam Kitab Suci adalah sorotan kebenaran. Sorotan ini adalah bagian dari persediaan ilahi, persediaan Allah yang dibuat oleh kekuatan-Nya sehingga anak-anak pilihan-Nya dapat meninggalkan bidah dan kemurtadan.

      Dalam ayat 19 Petrus mengatakan, "Dengan demikian, kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu."   Dalam bahasa Yunani, istilah "tempat yang gelap" juga dapat diterjemahkan tempat yang suram, yaitu tempat yang kotor, gersang, dan diabaikan orang. Ini adalah suatu kiasan yang menggambar-kan kegelapan dalam kemurtadan. Zaman ini adalah sebuah tempat yang gelap, suram, kotor. Tetapi perkataan nubuat adalah sebuah pelita yang bersinar di dalam kegelapan.

      Karena itu, pada zaman kemurtadan adalah baik bagi kaum beriman untuk memperhatikan dengan baik perkataan nubuat sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit di dalam hati mereka. Ini akan mendorong mereka menun-tut penyertaan dengan sungguh-sungguh dan berjaga-jaga supaya mereka jangan sampai tidak berjumpa dengan Tuhan pada bagian tersembunyi dari kedatangan-Nya, ketika Dia akan datang seperti pencuri (Mat. 24:27; 2 Tes. 2:8).

      Ayat 20-21 membuktikan bahwa perkataan nubuat sepenuhnya dapat diandalkan dan dipercayai. Nubuat dalam Kitab Suci tidak berasal dari opini manusia. Nubuat ini adalah firman Allah, perkataan Allah. Karena itulah, kita harus percaya apa pun yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama.

      Semua kaum beriman perlu belajar memberi-kan waktu untuk memperhatikan firman Tuhan, melalui membawa setiap firman dalam doa (Ef. 6:17-18) dan membiarkan perkataan Kristus itu tinggal (Kol. 3:16), sehingga Tuhan menyinari hati mereka. Karena kelak pada waktu malam yang paling gelap, Tuhan akan muncul sebagai bintang timur (Why. 2:28; 22:16) bagi mereka yang berjaga-jaga dan merindukan penyataan-Nya yang terkasih (2 Tim. 4:8). Yaitu bagi mereka yang telah diterangi oleh terang perkataan nubuat yang me-mimpin mereka kepada fajar yang menyingsing.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru