Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Pertumbuhan & perkembangan oleh hayat untuk masuk ke dalam kerajaan kekal

Pembacaan Alkitab: 2 Petrus 1:5-11
 

      Perkataan Petrus di ayat 5, “Justru karena itu, kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan.” Di sini Petrus mendorong kita untuk dengan sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada iman kita kebajikan. Iman yang sama berharganya yang Allah berikan kepada kita (1:1) sebagai bagian bersama dari berkat hayat Perjanjian Baru untuk memulai kehidupan kristiani kita. Kita perlu menggunakan iman ini supaya kebajikan hayat ilahi dapat dikembangkan dalam langkah berikutnya, dan mencapai kematangan. Kebajikan ini mengacu kepada kekuatan hayat ilahi yang menghasilkan tindakan yang penuh vitalitas. Jika iman dianggap sebagai benih, kebajikan dapat dianggap sebagai akar yang keluar dari benih ini.

      Selanjutnya frase "kepada kebajikan penge-tahuan." Kebajikan, tindakan yang penuh vitalitas, memerlukan suplai limpah dari pengenalan akan Allah dan Yesus Tuhan kita (ay. 2, 3, 8) agar kita menikmati perkembangan selanjutnya. Pengeta-huan yang dimaksud adalah pengetahuan penuh akan Allah yang telah melalui proses. Karena itu dapat dikatakan bahwa pengetahuan ini juga adalah salah satu akar yang utama yang berkembang dari benih iman.

      Dalam ayat 6 Petrus mendorong untuk mengembangkan “penguasaan diri”. Penguasaan diri atau pembatasan diri adalah mengendalikan dan membatasi diri atas nafsu, keinginan, dan kebiasaan. Kepada penguasaan diri kita, kita perlu mengembangkan “ketekunan”. Penguasaan diri berhubungan dengan diri sendiri, tetapi ketekunan adalah sabar terhadap orang lain dan situasi sekitar kita. Kepada ketekunan kita, kita perlu mengembangkan ibadah. Ibadah adalah satu kehidupan yang seperti Allah dan mengekspresi-kan Allah. Jika iman adalah benih, kebajikan dan pengetahuan adalah akar, penguasaan diri adalah batang, lalu ketekunan dan ibadah adalah ranting-rantingnya. Di sini kita melihat satu perkembangan yang lebih sempurna; dari benih ke akar, batang, dan ranting-ranting. Kemudian dalam ayat 7 kita akan melihat kasih persaudaraan dan kasih sebagai bunga dan buah.

      Dalam ayat 7 Petrus mengatakan, "Dan kepa-da ibadah kasih terhadap saudara-saudara, dan kepada kasih terhadap saudara-saudara, kasih" (Tl.). “Kasih terhadap saudara-saudara” adalah Philadelphia, kasih yang bercirikan sukacita dan perkenan. “Kasih” dalam kata selanjutnya adalah agape, yaitu kasih ilahi, apa adanya Allah dalam sifat-Nya (1 Yoh. 4:8, 16). Ini lebih agung daripada kasih manusia, phileo; menghiasi semua pekerti kehidupan orang Kristen (1 Kor. 13; Rm. 13:8-10).

      Dalam ayat 8 Petrus selanjutnya berkata, "Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya giat dan berhasil..." Ini menunjukkan bahwa semua kebajikan di ayat 5-7 adalah milik kaum beriman dan ada (tinggal) di dalam mereka selamanya melalui pengalaman mereka berbagian atas segala kelimpahan sifat ilahi. Lalu Petrus berkata jika semuanya ada dan berlimpah-limpah di dalam kita, semuanya itu akan menyusun kita sehingga tidak malas atau bukan tidak berbuah (LAI: dibuat-nya giat dan berhasil) sampai kepada pengenalan yang penuh akan Tuhan kita Yesus Kristus.

      Kemudian dalam ayat 9 Petrus berkata bahwa orang yang tidak memiliki semuanya itu adalah orang yang buta, menjadi rabun jauh. Rabun jauh ini adalah buta secara rohani, tidak dapat melihat sesuatu yang lebih jauh dalam hayat dan sifat ilahi Allah Tritunggal yang disalurkan ke dalam kaum beriman sebagai suplai mereka yang limpah.

      Dalam ayat 10 frase "Berusahalah sungguh-sungguh" di sini adalah mengembangkan kebajikan-kebajikan rohani dalam hayat ilahi, maju dalam pertumbuhan hayat ilahi. Ini meneguhkan panggilan dan pilihan Allah terhadap kita.

      Dalam ayat 11 Petrus menyimpulkan, "Dengan demikian, kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus." "Dikaruniakan hak penuh" dalam bahasa aslinya berarti "disuplaikan secara kaya dan berlimpah". Suplai berlimpah yang kita nikmati dalam perkembangan hayat ilahi dan sifat ilahi akan dengan berlimpah menyuplai kita, sehingga kita dengan penuh limpah masuk ke dalam kerajaan kekal Tuhan kita (Dan. 7:13-14), yang akan dinyatakan pada kedatangan kembali-Nya (Luk. 19:11-12). Ini akan menjadi pahala bagi kaum beriman-Nya yang setia, yang menuntut pertum-buhan dalam hayat-Nya hingga mencapai kemata-ngan dan perkembangan kebajikan-kebajikan sifat-Nya, supaya pada masa Kerajaan Seribu Tahun mereka boleh berbagian dalam jabatan raja-Nya dalam kemuliaan Allah (2 Tim. 2:12; Why. 20:4, 6).

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru