Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Bersukacita karena berbagian dalam penderitaan Kristus

Pembacaan Alkitab: 1 Petrus 4:12-19
 

      Kaum beriman dapat diumpamakan sebagai emas dan perak. Akan tetapi, kita masih mengan-dung kotoran. Sebab itu, kita perlu dimurnikan. Seperti emas dan perak dimurnikan melalui api, kita juga perlu dimurnikan dengan cara demikian. Rasul Petrus menggunakan kiasan tungku api yang menyala-nyala dalam ayat 12 untuk menyatakan bahwa hari ini Tuhan menggunakan penganiayaan dan ujian-ujian sebagai pembakaran untuk tujuan yang positif, untuk pemurnian hayat kita. Inilah cara Allah menanggulangi kaum beriman dalam penghakiman administrasi pemerintahan-Nya, yang dimulai dari rumah-Nya sendiri (4:17-19).

      Kemudian Petrus melanjutkan dalam ayat 13, "Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus" Di sini Petrus mengatakan bahwa dengan mengalami api pengujian kita berbagian dalam penderitaan Kristus. Jika kita bukan orang Kristen, kita tentu tidak menderita penganiayaan seperti yang tercantum dalam ayat 12-13. Penganiayaan semacam itu ada dikarenakan kita adalah orang Kristen, manusia Kristus. Karena kita percaya Kristus, mengasihi Kristus, memperhidupkan Kristus, memikul kesaksian untuk Kristus, bersaksi bagi-Nya dalam zaman ini, maka dunia bangkit melawan kita. Dalam pandangan Allah penderita-an semacam ini adalah penderitaan Kristus.

      Jangan berkecil hati karena kita harus mende-rita sebagai orang Kristen. Penderitaan ini bersifat positif dan sangat berharga. Betapa istimewanya mengalami penderitaan Kristus! Paulus pun dapat mengatakan yang dia genapkan adalah apa yang kurang dari penderitaan Kristus untuk Tubuh-Nya, yaitu gereja (Kol. 1:24). Kita perlu berbagian bukan hanya dalam kekayaan Kristus, tetapi juga dalam penderitaan Kristus. Saat kita berbagian dalam penderitaan Kristus, kita harus bersukacita, supaya pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya kita boleh bergembira dan bersukacita.

      Dalam ayat 14 Petrus mengatakan jika kita dihina dalam nama Kristus, Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada pada kita. Dalam bahasa Yunani secara harfiah dikatakan, "Roh kemuliaan dan Roh Allah memiliki perhentian di atas kamu." Roh kemuliaan ini, yaitu Roh Allah sendiri, memiliki perhentian di atas kaum beriman yang menderita dalam penganiayaan, supaya Kristus yang bangkit dan ditinggikan, yang sekarang ada dalam kemuliaan (ayat 13), mendapatkan kemuliaan. Semakin kita menderita, semakin dianiaya, semakin ada kemuliaan di atas kita. Ini benar-benar berkat. Penganiayaan tidak menekan jatuh kita. Sebaliknya, mengangkat kita. Sebab itu, kita harus bergembira ketika kita dihina dalam nama Kristus, karena Roh kemuliaan memiliki perhentian di atas kita. Juga kita tidak seharusnya malu men-derita sebagai orang Kristen, melainkan dengan berani memperbesar Kristus dalam pengakuan kita dengan cara hidup kita yang unggul dan kudus, untuk memuliakan (mengekspresikan) Allah dalam nama ini (4:16).

      Dalam ayat 17 Petrus berkata, "Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri." Kata "rumah" dalam di-sini dalam bahasa Yunani juga berarti "keluarga; yaitu gereja yang tersusun dari orang-orang beriman (2:5; Ibr. 3:6; 1 Tim. 3:15; Ef. 2:19). Dari rumah ini, yaitu rumah-Nya sendiri, Allah memulai administrasi pemerintahan-Nya dengan pengha-kiman penanggulangan-Nya atas anak-anak-Nya sendiri. Penghakiman ini bukan untuk penghukum-an pada kebinasaan kekal. Ini adalah suatu peng-hakiman pendisiplinan, yaitu pendisiplinan seza-man (dispensasional) untuk memurnikan hayat kita. Penghakiman ini adalah nyala api pengujian, sebuah tungku pembakaran, untuk memurnikan kita dan menyingkirkan segala sampah.

      Petrus mengambil kesimpulan dalam ayat 19, "Karena itu, baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan dirinya kepada Pencipta yang setia, sambil terus berbuat baik." Kehendak Allah di sini ialah mengi-nginkan kita dan sudah menetapkan kita untuk menderita karena Kristus (3:17; 2:15; 1 Tes. 3:3).

      Secara harfiah "menyerahkan" berarti "menye-rahkan sebagai suatu simpanan, deposito”, seperti dalam Luk. 12:48; Kis. 20:32; 1 Tim. 1:18; 2 Tim. 2:2. Ketika kaum beriman menderita aniaya atas tubuh mereka, mereka seharusnya menyerahkan jiwa mereka sebagai deposito kepada Allah, Pencipta yang setia, seperti Tuhan menyerahkan roh-Nya kepada Bapa (Luk. 23:46). Penganiayaan hanya dapat mencelakai tubuh kaum beriman yang menderita, tidak dapat mencelakai jiwa mereka (Mat. 10:28). Jiwa mereka dijaga oleh Tuhan Pencipta yang setia. Sebagai pencipta kita, Allah sanggup melindungi jiwa yang diciptakan-Nya bagi kita. Bahkan, Dia menghitung rambut kita (Mat. 10:30). Perawatan-Nya yang penuh kasih.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru