Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Perlunya untuk dipersenjatai dengan pikiran Kristus

Pembacaan Alkitab: 1 Petrus 4:1-4, 7
 

      Sebagian besar orang Kristen berpikir bahwa selama kita milik Allah, umat Allah, mengasihi Allah, dan melakukan kehendak Allah, segala sesuatu kita akan baik. Menurut konsepsi ini, kita akan diberkati dan mempunyai pekerjaan yang baik, rumah yang nyaman, dan kehidupan keluarga yang unggul. Beberapa orang Kristen yang berhasil dan kaya mungkin berkata, "Betapa berkat yang aku terima dari Tuhan! Semua yang kumiliki dan semua yang telah kucapai adalah karena aku mengasihi Tuhan Yesus dan melakukan kehendak Allah. Lihatlah bagaimana Allah telah memberkati aku.”

      Konsepsi tentang kehidupan orang-orang Kristen ini sama sekali berlawanan dengan penga-jaran Petrus dalam surat kirimannya. Petrus mengetahui bahwa semakin kita mengasihi Tuhan, kita akan semakin dijauhkan dari hal-hal itu. Dia juga mengetahui bahwa semakin kita melakukan kehendak Allah, masalah yang kita hadapi mung-kin semakin banyak. Kita mungkin menghadapi masalah dalam pekerjaan, keuangan, dan kehidu-pan keluarga kita. Inilah alasannya kita perlu mem-perhatikan pesan Petrus dalam 1 Petrus 4:1-6 yang menyinggung perlunya setiap kaum saleh mem-persenjatai diri mereka dengan pikiran Kristus untuk menderita. Ayat 1 mengatakan, "Jadi, karena Kristus telah menderita secara badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian -- karena siapa yang telah menderita secara badani, ia telah berhenti berbuat dosa.”

      Dalam 4:1 Petrus menerangkan bahwa siapa saja yang menderita dalam daging (secara badani) telah berhenti dari (berbuat) dosa. Kesenangan membarakan hawa nafsu daging kita (ay. 2); penderitaan mendinginkannya. Tujuan penebusan Kristus adalah melepaskan kita dari cara hidup sia-sia yang kita warisi (1:18-19). Penderitaan sejalan dengan penebusan Kristus dalam menggenapkan tujuan itu, menjaga kita dari cara hidup yang berdosa, dari kubangan ketidaksenonohan (ayat 3-4). Penderitaan semacam itu kebanyakan dikare-nakan penganiayaan yang adalah pendisiplinan Allah dalam pemerintahan-Nya. Mengalami penderitaan semacam itu adalah dihakimi, ditang-gulangi, dan didisiplin Allah dalam daging (ayat 6). Karena itu, kita harus mempersenjatai diri kita dengan pikiran yang jernih untuk menanggung penderitaan semacam itu.

      Dalam ayat 2 Petrus selanjutnya berkata, "Supaya waktu yang sisa jangan kamu pergu-nakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah." Ayat ini menyatakan bahwa kita jangan lagi hidup dalam cara yang sia-sia, seperti cara hidup yang diwariskan nenek moyang kita (1:18), melainkan menempuh hidup dengan kudus dan unggul (1:15; 2:12), murni dalam rasa takut yang kudus, dan baik dalam Kristus (3:2, 16). Inilah kehendak Allah.

      Dalam ayat 3 Petrus berkata, "Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan apa yang suka dilakukan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam berbagai hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang." Perkataan "apa yang suka" di sini dalam bahasa aslinya berarti tujuan, maksud, kecenderungan, hasrat. Semua hal negatif yang tertera dalam ayat ini berhubungan dengan cara hidup yang sia-sia (1:18).

      Dalam ayat 4 Petrus melanjutkan, "Sebab itu, mereka heran (merasa aneh)..”  "Heran" dalam bahasa Yunani adalah xenizo, artinya menjadi orang yang menumpang, tamu, orang asing, makhluk aneh; menerima, memberi tumpangan; menganggap aneh. Hidup dalam daging, dalam hawa nafsu (keinginan) manusia (ayat 2) sudah lazim di antara orang kafir yang tidak percaya, yang menceburkan diri dalam kubangan ketidak-senonohan. Tetapi menempuh hidup yang kudus dalam kehendak Allah, tidak menceburkan diri dalam penghamburan hawa nafsu, tidak lazim bagi mereka. Hal itu adalah sesuatu yang asing, aneh bagi mereka. Mereka heran dan tercengang olehnya.

      Ayat 7 mengatakan, "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu, kuasailah dirimu dan waspadalah, supaya kamu dapat berdoa." Segala sesuatu yang menjadi sandaran daging akan berlalu, dan menurut perkataan rasul di sini, kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Ini mengingatkan kita bahwa kehidupan yang kita tempuh dalam daging, dalam nafsu manusia (ayat 2) akan segera berakhir, karena semuanya itu berhubungan dengan segala sesuatu yang segera berlalu. Karena itu, kita harus menguasai diri, berwaspada dan tenang, supaya kita dapat berdoa.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru