Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Anugerah dan Teladan bagi Kehidupan di Bawah Pemerintahan Allah

Pembacaan Alkitab: 1 Petrus 2:19-25

      Dalam surat 1 Petrus 2:13-20, rasul Petrus memberitahukan beberapa hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita. Ayat 19 mengatakan, "Sebab adalah anugerah jika seseorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung." anugerah di sini mengacu kepada dorongan hayat ilahi di dalam kita dan ekspre-sinya dalam kehidupan kita, agar perilaku kita merupakan hal yang indah dan diperkenan dalam pandangan manusia maupun Allah (ayat 20).  Anugerah adalah hayat ilahi menjadi kenikmatan kita. Hari demi hari kita seharusnya menanamkan kesan bahwa anugerah menyertai kita. Kita seharusnya dapat melihat anugerah dalam kehidupan sehari-hari kita. Ibrani 12:28 mengatakan, "Marilah kita menerima anugerah" (Tl.). Menerima anugerah berarti mendapatkan anugerah, memperguna-kan anugerah, dan menerapkan anugerah. Anugerah telah datang dan sekarang beserta dengan kita.

       Kita sering melihat anugerah dalam kehidupan kaum beriman yang berada dalam kesulitan atau kesukaran. Misalnya, seorang saudari jatuh sakit. Setiap orang peduli terhadap dia karena dia tampaknya segera meninggal. Namun, ketika dia terbaring di ranjang di rumah sakit, dia penuh dengan sukacita. Hal ini mengejutkan para dokter dan jururawat. Saudari ini mampu menanggung penderitaan yang tidak dapat ditanggung oleh orang lain, dan dia tidak takut mati. Hayat yang mendorong dia dari dalam terekspresi di luar, bahkan di tengah-tengah kesakitannya. Ini adalah anugerah.

      Petrus meneruskan perkataannya dalam ayat 21, "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita ... meninggalkan teladan bagimu.." Kehidupan Kristus di bumi adalah teladan dari anugerah ini. Kata Yunani untuk "teladan" adalah kata yang mengacu kepada master salinan yang diguna-kan dalam pengajaran menulis. Pada zaman kuno, guru-guru menuliskan huruf-huruf pada bahan tulisan tertentu, kemudian hasil tulisan itu dijadikan master salinan. Tuhan Yesus telah membentangkan kehidupan-Nya yang mende-rita di depan kita, sehingga kita dapat menyalin-nya dengan menelusuri dan mengikuti jejak-Nya. Bukan sekadar meniru Dia, melainkan melalui menikmati Dia sebagai anugerah dalam penderitaan kita, agar Dia sebagai Roh yang berhuni, dengan segala kekayaan hayat-Nya mengembangbiakkan (mereproduksikan) diri-Nya sendiri di dalam kita. Kita menjadi reproduksi naskah tulisan yang asli. Hasilnya, orang lain akan mampu membaca Kristus pada diri kita. Kita dapat menyebut proses reproduksi ini sebagai proses fotokopi rohani.

      Dalam proses fotokopi rohani, Roh Kristus adalah terang, dan kekayaan hayat ilahi adalah substansi tinta. Kita adalah kertas yang di atas-nya reproduksi dari yang asli akan dibuat. Kertas ini harus diletakkan di bawah terang Roh Kudus, dan harus melalui substansi tinta supaya memiliki salinan yang asli -- Kristus itu sendiri -- direproduksi ke atasnya. Selanjutnya di dalam ayat 23, frase yang perlu kita perhatikan, "Dia yang menghakimi." Ketika Tuhan Yesus menderita di bumi, Dia selalu menyerahkan semuanya kepada Dia yang menghakimi dengan adil. Hal ini menunjukkan bahwa Dia menempuh suatu kehidupan yang mutlak di bawah pemerintahan Allah.

      Ayat 24 Petrus menuliskan, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,.. hidup untuk kebenaran.. ” Konsepsi Petrus di sini adalah kepemerintahan; kebenaran adalah masalah pemerintahan Allah. Kita diselamatkan supaya kita bisa hidup dengan benar di bawah pemerintahan Allah, yaitu menempuh kehidupan yang memenuhi tuntutan kebenaran pemerintahan-Nya.

      Sebagai umat Allah yang hidup di bawah pemerintahan-Nya, kita harus memiliki hidup yang benar. Tetapi karena dalam diri kita sendiri kita tidak mampu menempuh hidup semacam ini, Juruselamat menyelamatkan kita untuk menempuh kehidupan yang benar, kehidupan yang memenuhi tuntutan keadilan pemerin-tahan-Nya. Kita perlu menyadari bahwa Kristus Juruselamat kita telah memikul seluruh dosa kita di kayu salib dan mati bagi kita. Sekarang kematian-Nya telah memisahkan kita dari dosa-dosa dan menghidupkan kita sehingga kita bisa hidup terhadap kebenaran. Secara spontan, kita berada di bawah pemerintahan Allah dan tidak ada masalah dengan pemerintahan-Nya, sebab kita hidup terhadap kebenaran.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru