Surat Satu Petrus diawali dengan sebuah pemandangan akan pekerjaan Allah Tritunggal atas kaum pilihan agar mereka berbagian dalam keselamatan-Nya yang sempurna. Pekerjaan ini meliputi pemilihan Bapa, pengudusan Roh, penebusan Putra, dan kelahiran kembali. Kelahiran kembali oleh Allah Bapa menghasil-kan pengharapan yang hidup. Melalui kelahiran kembali, Allah telah menghidupkan kita. Melalui kebangkitan Kristus dari antara orang mati, Allah telah menghidupkan kita. Dalam Adam, kita semua mati, tetapi dalam Kristus, kita semua telah dihidupkan.
Melalui kelahiran kembali, kita tidak hanya beroleh pengharapan yang hidup, juga beroleh warisan yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar, dan tidak dapat layu (ay. 4). Jika kita ingin menikmati warisan surgawi kita hari ini dan berbagian dalamnya, kita perlu dijaga dalam posisi yang tepat. Syukur kepada Tuhan bahwa kita dijaga oleh kekuatan Allah melalui iman (ay. 5). Kekuatan Allah adalah penyebab kita dijaga. Iman adalah sarana kedua yang melalui-nya kekuatan Allah dengan efektif menjaga kita. Maka kita perlu bekerja sama dengan kekuatan Allah, agar kita tetap berada dalam kedudukan yang tepat untuk menikmati warisan surgawi kita.
Keselamatan yang dibicarakan dalam ayat 5 adalah keselamatan yang sempurna, keselamat-an yang puncak. Keselamatan ini bukan kesela-matan dari kebinasaan kekal, melainkan kesela-matan jiwa kita dari penghukuman sezaman oleh penanggulangan pemerintahan Tuhan. Jika Tuhan Yesus datang kembali pada hari ini, siap-kah Anda berdiri di hadapan takhta penghakiman-Nya?
Keselamatan sempurna Allah Tritunggal berlangsung dalam tiga tahap dan meliputi banyak hal. Tahap awal, yaitu tahap kelahiran kembali, yang terdiri atas penebusan, pengudusan (atas posisi -- 1:2; 1 Kor. 6:11), pembenaran, pendamaian, dan kelahiran kembali. Dalam tahap ini Allah membenarkan kita melalui penebusan Kristus (Rm. 3:24-26) dan melahirkan kita kembali dalam roh kita dengan hayat-Nya oleh Roh-Nya (Yoh 3:3-6). Demikianlah kita mendapatkan keselamatan kekal Allah (Ibr. 5:9) dan tidak binasa sampai selama-lamanya (Yoh. 10:28-29).
Tahap kedua dari keselamatan, tahap pertumbuhan, yaitu tahap pengubahan, yang terdiri atas kemerdekaan dari dosa, pengudus-an (terutama secara sifat -- Rm. 6:19, 22), per-tumbuhan hayat, pengubahan, pembangunan, dan pematangan. Dalam tahap ini Allah memer-dekakan kita dari penguasaan dosa yang ber-huni di dalam kita dengan hukum Roh hayat, melalui pekerjaan subyektif dari khasiat kematian Kristus di dalam kita (Rm. 6:6-7; 7:16-20; 8:2), menguduskan kita oleh Roh Kudus-Nya (Rm. 15:16), dengan sifat kudus-Nya, melalui pendisiplinan-Nya (Ibr. 12:10) dan penghakim-an-Nya atas rumah-Nya sendiri (1 Ptr. 4:17), agar kita bertumbuh dalam hayat-Nya (1 Kor. 3:6-7).
Tahap ketiga, tahap penyempurnaan, yaitu tahap pemuliaan, yang terdiri atas penebusan (transfigurasi) tubuh kita, penyerupaan dengan Tuhan, pemuliaan, mewarisi Kerajaan Allah, berbagian dalam jabatan rajani Kristus, dan kenikmatan yang paling tinggi atas Tuhan. Dalam tahap ini Allah akan menebus tubuh kita yang telah jatuh dan rusak (Rm. 8:23) dengan mengubahnya menjadi serupa dengan tubuh mulia Kristus (Flp. 3:21); menyerupakan kita dengan gambar mulia Anak Sulung-Nya (Rm. 8:29), agar kita sepenuhnya dan mutlak seperti Dia dalam roh kita yang dilahirkan kembali, jiwa yang diubah, dan tubuh kita yang ditransfigu-rasikan; dan memuliakan kita (Rm. 8:30).
Dalam 1:6 Petrus melanjutkan perkataannya, "Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan." "Hal itu" di sini mengacu kepada zaman akhir. Ini berarti kita seharusnya bergembira pada zaman akhir. Setiap kali kita berpikir tentang zaman akhir, kita harus bergembira, artinya, kita seharusnya bergembira dan bersukacita sampai puncaknya. Dalam ayat 6 Petrus juga berbicara tentang harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan (penderitaan), yang menjadi ujian untuk menguji mutu.
Tujuan Surat 1 Petrus adalah untuk mene-guhkan dan menguatkan kaum beriman penda-tang yang mengembara di bumi (1:1, 17; 2:11). Dalam pengembaraan kita, penderitaan tidak bisa dihindari. Penderitaan itu dipakai oleh Allah untuk membuktikan dan menguji iman kita (1:7), apakah kita mengikuti Kristus dalam penderitaan karena berbuat baik (3:14-18).
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
- Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
- Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
- Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
- Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
- KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)