Larangan dan Pembebasan Mahkamah Agama
Doa baca: “Karena itu aku berkata kepadamu: 'Janganlah bertindak apa-apa terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; bahkan mungkin ternyata kamu justru melawan Allah.' Nasihat itu diterima.” (Kis. 5:38-39)
Kisah Para Rasul 5:33-40 menggambarkan larangan dan pembebasan para rasul oleh Mahkamah Agama. Ayat 34 melanjutkan, “Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang pengajar hukum Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, berdiri dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar.”
Kemudian dalam ayat 39 ia melanjutkan berkata, “Kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini.” Sebagai pengganti dari keberpihakan, Gamaliel menyerahkan seluruh situasi itu kepada Allah. Ia tahu bahwa jika pekerjaan itu berasal dari manusia, tentu akan lenyap. Tetapi jika pekerjaan ini berasal dari Allah dan bukan berasal dari manusia, tidak ada yang dapat melenyapkannya.
Dari kasus Gamaliel ini kita nampak bahwa tidaklah memadai hanya menjadi ibadah dan rohani. Kita juga perlu tahu bagaimana Allah bergerak pada hari ini. Ke manakah Allah bergerak dan dengan cara bagaimanakah Dia bergerak? Karena Allah selalu bergerak, kita harus menemukan dengan cara bagaimana Dia bergerak.
Bagaimana dengan kita hari ini? Saya dapat bersaksi bahwa saya memiliki kepastian bahwa pergerakan Tuhan ada di dalam dan bersama pemulihan-Nya. Mengenai hal ini, kita memiliki Roh Kudus sebagai saksi batin. Bersama Petrus kita dapat berkata, “Kamilah saksi dari peristiwa-peristiwa itu, kami dan Roh Kudus.” Kita memiliki kepastian dan kepuasan batin bahwa kita berada di dalam pergerakan Tuhan yang mutakhir. Kita bukanlah Gamaliel-Gamaliel; kita adalah Petrus-Petrus dan Yohanes-Yohanes hari ini.
Larangan dan Pembebasan Mahkamah Agama
Doa baca: “Karena itu aku berkata kepadamu: 'Janganlah bertindak apa-apa terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; bahkan mungkin ternyata kamu justru melawan Allah.' Nasihat itu diterima.” (Kis. 5:38-39)
Kisah Para Rasul 5:33-40 menggambarkan larangan dan pembebasan para rasul oleh Mahkamah Agama. Ayat 34 melanjutkan, “Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang pengajar hukum Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, berdiri dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar.”
Kemudian dalam ayat 39 ia melanjutkan berkata, “Kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini.” Sebagai pengganti dari keberpihakan, Gamaliel menyerahkan seluruh situasi itu kepada Allah. Ia tahu bahwa jika pekerjaan itu berasal dari manusia, tentu akan lenyap. Tetapi jika pekerjaan ini berasal dari Allah dan bukan berasal dari manusia, tidak ada yang dapat melenyapkannya.
Dari kasus Gamaliel ini kita nampak bahwa tidaklah memadai hanya menjadi ibadah dan rohani. Kita juga perlu tahu bagaimana Allah bergerak pada hari ini. Ke manakah Allah bergerak dan dengan cara bagaimanakah Dia bergerak? Karena Allah selalu bergerak, kita harus menemukan dengan cara bagaimana Dia bergerak.
Bagaimana dengan kita hari ini? Saya dapat bersaksi bahwa saya memiliki kepastian bahwa pergerakan Tuhan ada di dalam dan bersama pemulihan-Nya. Mengenai hal ini, kita memiliki Roh Kudus sebagai saksi batin. Bersama Petrus kita dapat berkata, “Kamilah saksi dari peristiwa-peristiwa itu, kami dan Roh Kudus.” Kita memiliki kepastian dan kepuasan batin bahwa kita berada di dalam pergerakan Tuhan yang mutakhir. Kita bukanlah Gamaliel-Gamaliel; kita adalah Petrus-Petrus dan Yohanes-Yohanes hari ini.
- Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
- Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
- Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
- Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020