Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Arus Hayat Terbaru
Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020
Yohanes - Kamis, 06 Februari 2020

Kristus sebagai Hayat Kebangkitan

Doa baca: “Mereka pun mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata, "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.” (Yoh. 11:41)

 

Dengan memperhatikan tanda-tanda ajaib dalam Injil Yohanes, kita dapat menyadari bahwa mula-mula Tuhan datang kepada kita sebagai hayat. Kategori pertama dari gangguan yang dialami-Nya adalah agama Yahudi, dan kategori kedua adalah opini yang diajukan oleh mereka yang mengasihi-Nya. Di luar gereja, agamalah yang mencegah Tuhan menjadi hayat. Tetapi di dalam gereja, opini manusialah yang tak henti-hentinya menghalangi Dia untuk menjadi hayat kita. Pengalaman terhadap Tuhan sebagai hayat kita dimulai dengan kelahiran kembali dan mencapai puncaknya pada kebangkitan.

Tuhan Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh. 11:25). Kebangkitan lebih unggul daripada hayat. Hayat hanya bisa mempertahankan eksistensinya, tetapi kebangkitan dapat menahan segala macam serangan, bahkan serangan kematian. Tuhan bukan hanya hayat, tetapi juga kebangkitan. Hanya diri Tuhan sendirilah sebagai kebangkitan yang dapat mengalahkan kematian. Karena Dia adalah kebangkitan, Dia dapat menghancurkan kuasa kematian. Bahkan alam maut tidak dapat mengurung Tuhan kita dalam kubur.

Kita harus belajar bagaimana menerapkan hayat kebangkitan ini hari demi hari. Kita tidak seharusnya hidup hanya berdasarkan Tuhan sebagai hayat, tetapi juga harus menang oleh Tuhan sebagai kebangkitan. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengurung kita, karena kita memiliki Tuhan sebagai hayat kebangkitan kita. Tak peduli tekanan dan persoalan apa pun yang kita tanggung, kita tidak akan mati, karena kita mempunyai hayat kebangkitan.

Opini manusia selalu menjadi penghalang dalam hal mengalami Tuhan sebagai hayat kebangkitan dalam gereja. Sebab itu, opini manusia harus terlebih dulu disingkirkan, baru kita bisa memiliki hidup gereja. Kita hanya menyerahkan seluruh perkara ke tangan Tuhan. Dengan demikian, kita tidak akan pernah salah.

Sebarkan ke:
< Back
Arus Hayat Terbaru