Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Arus Hayat Terbaru
Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020
Yohanes - Rabu, 05 Februari 2020

Kerjasama bagi Kebangkitan

Doa baca: “Kata Yesus kepada Marta, 'Saudaramu akan bangkit.'” (Yoh. 11:23)

 

Marta dalam Yohanes 11 seperti juga kebanyakan orang Kristen hari ini, memiliki banyak pengetahuan dan doktrin. Ia berkata, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Memang perkataannya terdengar alkitabiah dan tepat. Tuhan lebih lanjut berkata apakah Marta percaya bahwa Ia akan membangkitkan Lazarus, Marta menjawab, “Aku percaya bahwa Engkaulah Mesias (Kristus), Anak Allah.” Ia percaya suatu doktrin bahwa Tuhan adalah Kristus dan Anak Allah. Semua opini Marta tidak lain berasal dari pengetahuan-pengetahuan yang dia miliki. Ketika kita punya banyak pengajaran, maka kita dengan mudah mengungkapkan opini-opini kita. Bahkan Marta berkata kepada Maria, “Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau.” Padahal dalam perikop tersebut tidak tertulis perihal Tuhan memanggil Maria. Tidak hanya Marta, Maria pun menyesali Tuhan (11:32). Tuhan tidak membantah mereka, namun juga tidak menerima opini mereka. Mereka tidak mengerti bahwa asal ada Tuhan, semuanya akan beres. Orang-orang Yahudi pun beropini – mengira Tuhan menangis (11:35) karena kasih-Nya terhadap Lazarus. Semua opini berasal dari pikiran manusia, milik pohon pengetahuan yang berlawanan dengan hayat.

Membaca kisah di atas, kita mengenal bahwa Tuhan sebagai kebangkitan sanggup dan mau memberikan hayat-Nya. Namun tanpa manusia bekerjasama, melepaskan opini-opini mereka, membiarkan Tuhan berbicara, Tuhan tidak dapat berbuat apapun. Sebagai saudara-saudari di dalam gereja lokal kita perlu belajar, melihat kembali apakah dalam doa, kita meminta menurut opini kita? Kita perlu belajar menyerahkan opini kita ke dalam pertimbangan-Nya. Ketika Tuhan menyuruh kita mengangkat “batu” itu, kita perlu mengangkatnya! Kita sangat perlu firman-Nya dalam doa-doa kita, sehingga dalam doa, kita dapat mengalami kebangkitan, pengubahan maut menjadi hayat. Dialah kebangkitan dan juga hayat!

Sebarkan ke:
< Back
Arus Hayat Terbaru