Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Arus Hayat Terbaru
Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 1 Maret 2020

Kidung No. 128: Memuji Tuhan—Kasih-Nya

 

Kidung 128 adalah kidung memuji Tuhan atas kasih-Nya kepada manusia yang adalah orang dosa. Penulis mengucap syukur atas kasih Tuhan yang begitu besar bagi manusia (Yoh. 3:16). Bait pertama dan kedua kidung ini mengungkapkan bahwa manusia dulu terbelenggu dosa dan menjadi musuh Allah namun Tuhan tak pernah menyerah. Bahkan Ia memberikan kasih dan anugerah-Nya untuk menyelamatkan dan membawa manusia kembali kepada-Nya.

Bait ketiga dan keempat menyatakan betapa kasih Tuhan yang tak terkira kepada manusia. Meskipun manusia yang penuh dengan tabiat dosa, laknat dan nafsu seperti yang dikatakan di dalam Roma 8:8, “Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.” Namun Ia tetap memiliki pengharapan kepada kita yang adalah orang dosa dan terus setia memanggil kita, “Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan” (Rm. 8:24a).

Roma 6:14 mengatakan, “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” Bait kelima dan keenam mengungkapkan bahwa keselamatan kita adalah, “…bukan usahamu, tetapi pemberian Allah.” Maka itu keselamatan kita bukan karena kebaikan, kebajikan dan kedudukan kita namun semua adalah karena kasih karunia-Nya!

Bait ketujuh dan kesepuluh menerangi kita bahwa meskipun kasih karunia-Nya yang begitu besar hati kita masih tidak mutlak bersyukur kepada-Nya. Kita masih mengasihi dunia, daging dan diri sendiri. Roma 8:5 mengatakan, “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal dari daging.” Sungguh tak layak kita memperoleh kasih-Nya! Namun Ia tetap mengasihi kita dan tidak menyesali panggilan-Nya terhadap kita (Rm. 11:29). Maka itu, penulis kembali mengingat kasih Tuhan dan kembali berpaling pada-Nya.

Bait kedua belas dan ketiga belas merupakan apresiasi penulis akan cinta kasih Tuhan yang tak terpahamkan, “Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita” (Ef. 2:4). Di dalam Dia kita dapat menikmati kasih dan rahmatNya. Jalannya adalah melalui datang pada-Nya didalam doa dan pujian kita. Marilah kita senanstiasa datang kepada-Nya!

Sebarkan ke:
< Back
Arus Hayat Terbaru