Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Arus Hayat Terbaru
Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020
Yohanes - Rabu, 26 Februari 2020

Rumah Bapa

 

Doa baca: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”  (Yoh. 14:2)

           

Kata “rumah Bapa-Ku” digunakan dua kali dalam Injil Yohanes. Yohanes 2:16 menggunakan kata ini untuk menunjukkan tempat tinggal Allah di bumi. Bait ini adalah lambang tubuh Yesus (Yoh. 2:21). Bait ini dalam kebangkitan telah diperbesar menjadi Tubuh Kristus. Tubuh Yesus adalah Kemah, Bait Suci, yang menjadi tempat kediaman Allah di bumi (Yoh. 1:14). Rumah Bapa dalam Yohanes 14 harus juga berarti tempat kediaman Allah di bumi yakni adalah Tubuh Kristus. Surat-surat Kiriman mewahyukan bahwa Tubuh Kristus adalah gereja dan gereja adalah rumah Allah yang disempurnakan sepenuhnya. Gereja adalah rumah Allah yang hidup (1 Tim. 3:15). Kaum beriman sebagai satu keseluruhan adalah Bait Allah (1 Kor. 3:16).

Seluruh Perjanjian Baru pada akhirnya meneguhkan keterangan bahwa rumah Bapa adalah Tubuh Kristus, yakni gereja sebagai tempat kediaman Allah di bumi. Allah hanya memiliki satu pembangunan di atas bumi. Yesaya 66 mengatakan bahwa Allah mendambakan suatu tempat kediaman di dalam manusia. Allah ingin bersemayam di dalam manusia. Dalam Perjanjian Lama, pembangunan Allah menyertai umat Israel, yang dilambangkan dengan Kemah Pertemuan dan Bait Suci. Sementara itu, pada Perjanjian Baru, gereja dibangunkan. Gereja adalah kelanjutan dari Kemah Pertemuan dan Bait Suci.

Hari ini, kita adalah Bait Allah. Pada akhrinya, pembangunan dengan kaum beriman Perjanjian Baru akan disempurnakan dalam Yerusalem Baru, yang akan menjadi kemah kekal, tempat kediaman antara Allah dan manusia hingga kekal. Yerusalem Baru bukanlah kota yang jasmani, ini adalah suatu kota hidup yang terdiri atas orang-orang yang hidup. Kediaman Allah hari ini adalah suatu susunan yang hidup dari kaum beriman yang hidup di bumi, dan sedang dibangun bersama-sama.

 

Sebarkan ke:
< Back
Arus Hayat Terbaru