Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Arus Hayat Terbaru
Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020
Yohanes - Sabtu, 22 Februari 2020

Kebangkitan-Nya Membebaskan Unsur Ilahi

 

Doa baca: “Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus, 'Sekarang Anak Manusia dimuliakan dan Allah dimuliakan di dalam Dia.” (Yoh. 13:31)

 

Sekalipun pembasuhan kaki adalah untuk persekutuan dalam hayat, tetapi tidak demikian dengan Yudas. Ia dibasuh, namun ia tak pernah di dalam persekutuan, sebab ia seorang murid yang palsu (Yoh. 13:18-31a). Sejak awal ia tidak dalam persekutuan dengan Tuhan, dan ia tak pernah berada di dalamnya, sekalipun ia dibasuh berkali-kali (Yoh. 13:10-11). Ini memperingatkan kita bahwa pembasuhan kaki yang riil hanyalah bagi orang yang murni dalam persekutuan dengan Tuhan.

Setelah pembasuhan kaki, Tuhan akan menerima kematian. Karena itu, Ia berkata, “Sekarang Anak Manusia dimuliakan” (Yoh. 13:31). Bagi-Nya, dimuliakan adalah membebaskan unsur ilahi-Nya dari dalam insani-Nya melalui kematian dan kebangkitan. Di sini Tuhan juga berkata, “Allah dimuliakan di dalam Dia” (Yoh. 13:31). Ini berarti Allah Bapa dimuliakan di dalam kemuliaan Anak, yaitu unsur ilahi-Nya dibebaskan dalam Anak. Allah Bapa dimuliakan di dalam Anak secara demikian, dan Ia pun akan memuliakan Anak dalam diri-Nya dan Ia akan segera melakukannya (Yoh. 13:32).

Pada saat itu, Tuhan sudah siap untuk menderita kematian di salib, tetapi murid-murid-Nya belum diperlengkapi untuk mengikuti Dia dalam penderitaan-Nya. Karena itu, Tuhan berkata kepada Petrus bahwa ia tak dapat mengikuti Dia sekarang ini (Yoh. 13:36-37), karena Petrus belum menerima hayat kebangkitan. Petrus mau tinggal di dalam persekutuan dengan Tuhan, tetapi ketika Tuhan sedang dihakimi, Petrus menyangkal Tuhan tiga kali dan gagal. Petrus tidak memiliki kekuatan untuk tinggal di dalam persekutuan karena sebelum kebangkitan, hayat kebangkitan-Nya belum disalurkan ke dalamnya. Setelah Ia menyalurkan diri-Nya sebagai hayat kebangkitan, barulah Petrus dapat mengikuti-Nya (Yoh. 13:36; 21:18-19). Untuk berada dalam persekutuan Tuhan yang dipertahankan oleh pembasuhan kaki, kita memerlukan kekuatan hayat kebangkitan, bukan berdasar manusia alamiah.

Sebarkan ke:
< Back
Arus Hayat Terbaru