Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Arus Hayat Terbaru
Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020
Yohanes - Rabu, 19 Februari 2020

Pembasuhan Kaki demi Persekutuan

 

Doa baca: “Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah baskom dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.” (Yoh. 13:5)

 

Orang Yahudi membasuh kaki mereka ketika datang ke suatu perjamuan. Suatu perjamuan ialah pusat persekutuan. Pada saat itu, orang Yahudi memakai sandal, dan karena jalan berdebu, kaki mereka mudah kotor. Tanpa pembasuhan kaki, kotoran dan bau kotoran itu akan menganggu persekutuan, sehingga mereka takkan mempunyai persekutuan yang menyenangkan. Karena Injil Yohanes adalah kitab lambang, kita perlu melihat makna rohani dari pembasuhan kaki. Makna pembasuhan kaki ialah demi persekutuan dengan Tuhan dan dengan satu sama lain. Selama kita masih berada di bumi ini, Tuhan perlu membasuh dan memelihara kita agar bersih dari cemar yang kita peroleh dari sentuhan kita dengan dunia.

Cemar, menjadi kotor bukan berarti berdosa. Sering kali kita tidak berdosa, tetapi kita kotor. Untuk perkara dosa kita perlu pembasuhan darah, tetapi untuk perkara yang kotor dan bukan dosa, kita perlu pembasuhan rohaniah. Kita perlu pembasuhan oleh Roh Kudus, firman hidup, dan hayat yang di dalam. Contoh menjadi kotor adalah sedikit tidak senang terhadap suami atau istri, menyinggung perasaan saudara saudari tanpa disadari. Ini bukanlah dosa, karena kita tidak saling mengkritik atau bertengkar. Tetapi sedikit kecemaran ini membuat persekutuan kita menjadi lembam. Kita perlu dibasuh.

Cara untuk menerima pembasuhan rohani adalah perlu mengerluarkan sejangka waktu untuk berada di hadirat Tuhan, menetap di hadirat Tuhan, hingga Tuhan akan datang dan membasuh Anda oleh pekerjaan Roh Kudus, oleh sorotan firman, dan oleh pergerakan hayat di dalam. Alhasil, kita akan menjadi bersih lagi. Roh kita akan ditinggikan dan seluruh insan kita akan begitu indah dan menyenangkan di hadirat Tuhan. Inilah pembasuhan dengan air hidup di hadirat Tuhan, yang adalah tindakan untuk mempertahankan persekutuan dalam hayat.

Sebarkan ke:
< Back
Arus Hayat Terbaru