Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Arus Hayat Terbaru
Kisah Para Rasul - Senin, 27 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 19 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 18 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 17 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 16 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 15 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 14 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 13 Juli 2020
Apresiasi Kidung - Minggu, 12 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Sabtu, 11 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Jumat, 10 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Kamis, 9 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Rabu, 8 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Selasa, 7 Juli 2020
Kisah Para Rasul - Senin, 6 Juli 2020
Yohanes - Selasa, 18 Februari 2020

Pembasuhan Kaki

 

Doa baca: “Ia mengasihi orang-orang milik-Nya yang di dunia ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya.” (Yoh. 13:1b)

 

Yohanes 13:1 mengatakan bahwa Tuhan “… mengasihi orang-orang milik-Nya yang di dunia ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya.” Karena kasih ini, Tuhan membasuh kaki murid-murid-Nya. Jadi, pembasuhan kaki adalah masalah kasih, kasih yang sampai pada kesudahannya.

Tuhan membasuh kaki murid-murid-Nya sebab Ia tahu akan tiga hal: (1) Bapa telah menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya, (2) Ia datang dari Allah, dan (3) Ia kembali kepada Allah (Yoh. 13:3). “Segala sesuatu” yang Bapa serahkan kepada-Nya terutama adalah murid-murid-Nya. Kedatangan-Nya dari Allah membawa Allah ke dalam murid-murid-Nya; sedangkan dalam kepergian-Nya kepada Allah, Ia harus meningglkan murid-murid-Nya. Setelah Ia meninggalkan mereka, komunikasi antara murid-murid dengan Allah dapat dipertahankan dengan pembasuhan kaki. Pembasuhan kaki bertujuan membasuh kaki dari semua nista yang menghalangi persekutuan Allah dengan manusia. Inilah jalan untuk mempertahankan komunikasi mereka dengan Allah di dalam-Nya.

Ketika Tuhan Yesus hendak membasuh kaki murid-murid-Nya, Ia menanggalkan jubah-Nya (Yoh. 13:4). Ini berarti Ia meletakkan apa adanya Dia dalam kebajikan dan atribut-Nya dalam ekspresi-Nya. Selain itu, Tuhan juga mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya (Yoh. 13:4). Mengikat pinggang melambangkan mengekang, membatasi diri dengan kerendahan hati (1 Ptr. 5:5). Lalu, Ia membasuh kaki murid-murid dengan air (Yoh. 13:5). Air melambangkan Roh Kudus (Tit. 3:5), firman (Ef. 5:26; Yoh. 15:3), dan hayat (Yoh. 19:34). Kaki kita, anggota tubuh kita yang menyentuh bumi, perlu dibasuh dengan air. Mengenai roh kita yang dilahirkan kembali, kita adalah ciptaan baru. Tetapi, mengenai tubuh kita, kita tetap dalam ciptaan lama dan berada di bumi. Melalui sentuhan dunia, kita sering menjadi cemar. Karena itu kita perlu pembasuhan kaki.

Sebarkan ke:
< Back
Arus Hayat Terbaru