Yakobus 2:1-24 merupakan catatan dari berbagai butir kebajikan yang perlu dipraktek-kan di antara anak-anak Allah. Butir-butir ini dapat dipandang sebagai hasil dari menerima dengan lemah lembut firman yang tertanam dan hidup menurut operasi dari hukum yang sempurna di batin (Yak. 1:21, 25). Ayat 1 mengatakan, "Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka." Jika kita beriman kepada Tuhan yang mulia, jangan-lah kita memandang muka.
Ayat 2-4 merupakan suatu peringatan bagi kaum beriman yang kaya agar tidak berlaku semena-mena terhadap yang miskin. Perbedaan yang ada antara yang kaya dengan yang miskin di tengah-tengah kaum beriman dan yang mengakibatkan terjadinya diskriminasi merupakan sesuatu yang memalukan bagi Tuhan dan bagi keselamatan hayat ilahi-Nya.
Dalam ayat 5 Yakobus melanjutkan perkata-annya, "Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini ... menjadi ahli waris Kerajaan". Kerajaan Allah di sini juga merupakan Kerajaan Kristus, yang akan diwarisi oleh kaum beriman pemenang pada zaman yang akan datang (Ef. 5:5; Gal. 5:21; 1 Kor. 6:10; Why. 20:4, 6). Realitas kerajaan ini seharusnya dipraktekkan di dalam gereja Kristen, yaitu Tubuh Kristus (Rm. 14:17).
Dalam ayat 5 Yakobus untuk kali kedua membicarakan tentang mengasihi Allah (lihat 1:12). Kita percaya kepada Tuhan agar beroleh selamat (Kis. 16:31); kita mengasihi Allah (1 Yoh. 2:5, 15) agar kita menang, supaya kita bisa mendapatkan kerajaan yang dijanjikan sebagai pahala. Jadi jika kita ingin menerima pahala kerajaan, perlu percaya dan mengasihi Allah.
Selanjutnya ayat 8 mengatakan, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" Ini adalah yang paling utama dari semua hukum, dan ini mencakup dan menggenapi semua hukum (Gal. 5:14; Rm. 13:8-10). Mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia merupakan permintaan terbesar dari hukum Taurat (Mat. 22:36-40).
Dalam ayat 9 Yakobus berkata, "Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa" Hal itu menunjukkan bahwa memandang muka berlawanan dengan hukum, dan segala yang berlawanan dengan hukum adalah dosa. Memandang muka berlawanan dengan hukum kerajaan, yaitu perintah untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
Ayat 12 meneruskan, hukum yang memerdekakan di sini dan dalam 1:25 mengacu kepada hukum yang sama, yaitu hukum hayat, hukum Kristus. Kaum beriman akan dihakimi oleh hukum hayat. Oleh sebab itu kaum beriman seharusnya membicarakan dan mengerjakan apa saja berdasarkan hukum hayat, yang mengungguli hukum harfiah.
Dalam 2:13-14 Yakobus memberi tahu kita, jangan memandang rendah saudara kita. Memandang rendah seorang saudara yang miskin berarti tidak mempunyai belas kasihan. Setiap orang yang memandang hina seorang saudara yang miskin tidak akan menerima belas kasihan sewaktu ia berada di depan penghakiman Kristus. Oleh perbuatan belas kasihan dan kasih terhadap kaum beriman, kita, akan diselamatkan dari penghakiman tanpa belas kasihan di depan takhta penghakiman Kristus. Sangatlah memalukan jika keperluan orang-orang kudus yang miskin diabaikan di dalam hidup gereja (bd. Ul. 15:7-8).
Dalam ayat 17-19 Yakobus menyinggung tentang iman yang harus disertai dengan perbuatan. Iman adalah milik hayat, hidup dan beroperasi melalui kasih (Gal. 5:6); jika tidak, iman itu adalah iman yang mati, tidak sejati (Yak. 2:20, 26). Setiap orang yang beriman di dalam Tuhan Yesus tetapi tidak mengasihi saudara-saudaranya adalah orang yang bebal (ay. 20), yaitu orang yang beriman tanpa kasih. Seperti yang dikatakan Yakobus, iman tanpa perbuatan adalah tidak berguna.
Dalam ayat 24, dibenarkan karena iman adalah untuk menerima hayat Allah (Rm. 5:18); sedangkan dibenarkan karena perbuatan-perbuatan adalah melalui memperhidupkan hayat Allah. Karena kehidupan merupakan hasil dari hayat, maka dibenarkan karena perbuatan-perbuatan merupakan hasil dari dibenarkan karena iman. Perbuatan Abraham mempersembahkan Ishak serta perbuatan Rahab menerima mata-mata Israel dan melepaskan mereka (Yos. 2:1-21; 6:23) adalah pekerjaan-pekerjaan yang dihasilkan dari iman mereka yang hidup. Seluruh butir kebajikan di atas dapat dianggap sebagai ciri praktek kristiani yang sempurna.
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
- Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
- Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
- Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
- Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
- KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)