Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Dengan Lemah Lembut Menerima Firman yang Tertanam

Firman Allah bagaikan suatu tanaman hidup, yang ditanamkan ke dalam diri kita dan bertumbuh di dalam kita untuk meng­hasilkan buah bagi keselamatan jiwa kita (Yak. 1:21). Kita perlu mene­rima firman ini dengan lemah lembut, dalam segala kepa­tuhan, tanpa menentang. Keselamatan jiwa di sini merupakan hasil dari menahan pencobaan yang timbul dari lingkungan (ayat 2-12) dan menolak godaan nafsu (ayat 13-21). Di aspek yang lebih positif, keselamatan jiwa merupakan hasil dari pengubahan yang dikerjakan oleh Roh itu, yang menyerupakan kita dengan gambar Tuhan, dari kemuliaan ke kemulia­an (Rm. 12:2; Ef 4:23; 2 Kor. 3:18).

Kita perlu menerima dengan lemah lembut firman yang tertanam, yang sanggup menyelamatkan jiwa kita. Ungkapan ini menyatakan bahwa firman ini mengandung hayat. Di sini Yakobus menyamakan fir­man Allah dengan suatu tanaman hidup yang ditanamkan ke dalam diri kita. Setelah firman Allah tertanam ke da­lam tanah hati kita, firman ini akan bertumbuh dan mem­punyai kekuatan untuk menyelamatkan jiwa kita.

Dalam ayat 21, kata lemah lembut berarti bersikap tunduk, tanpa menentang. Meneri­ma firman dengan lemah lembut berarti tidak menolaknya, bahkan tunduk kepada firman itu. Kita harus menerima firman Allah yang tertanam di dalam kita dengan penuh ketaatan. Apa pun yang Allah katakan, haruslah kita teri­ma dengan mengatakan, "Amin".  Allah menanam atau menabur firman-Nya ke dalam hati kita, dan seharusnya kita menerima firman-Nya dengan le­mah lembut. Karena firman ini hidup, maka setelah ter­tanam ke dalam hati kita, ia akan tumbuh dan akan menyelamatkan jiwa kita.

Dalam 1:14-15 Yakobus berkata, "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya (nafsunya) sendiri, karena ia di­seret dan dipikat olehnya." Di sini kita nampak bahwa godaan itu berkaitan dengan nafsu, dan nafsu berhubungan erat dengan jiwa. Penyelamatan jiwa meliputi perihal me­nanggung pencobaan dan menolak godaan-godaan. Sebagai contoh, seorang saudara yang kehilangan pekerjaan, jiwanya tentu akan menderita. Bagaimana kita dapat menanggung penderitaan? melalui hayat ilahi yang ada di dalam kita. Setiap hari kita perlu membaca Alkitab untuk me­nerima firman Allah dan untuk menguatkan roh kita. Begitu roh kita di­kuatkan, ia juga akan menopang jiwa kita. Hasilnya, jiwa kita akan mempunyai kekuatan untuk menanggung penderi­taan dan menolak godaan. Ini berarti melalui perawatan oleh firman yang tertanam kita mengalami keselamatan jiwa.

Dari pengalaman kita tahu bahwa jika roh kita tidak dikuatkan, dan jiwa kita tidak ditopang oleh roh yang kuat, kita akan mudah dikalahkan oleh berbagai pencobaan dan godaan. Akibatnya adalah kegagalan. Ini berarti walaupun kita telah diselamatkan dalam roh kita, keselamatan setiap hari bagi jiwa kita belum ada. Jadi, setiap hari terjadi ke­rugian terhadap jiwa kita; bahkan kehilangan jiwa kita. Tahukah Anda mengapa kita kehilangan jiwa kita? karena jiwa kita tidak menerima makanan dari roh kita.

Setiap hari jiwa kita diuji oleh penderitaan di lingkung­an luar kita dan oleh hawa nafsu yang memikat di dalam kita. Karena itu, jiwa kita perlu diselamatkan. ia per­lu ditopang melalui setiap hari mendapatkan perawatan da­ri firman yang tertanam.

Menerima dengan lemah lembut firman yang tertanam juga berarti menerima dan membiarkan hukum yang sempurna bekerja di dalam kita (1:25). Hukum ini bukanlah hukum harfiah yang ditulis pada loh batu yang di luar, melainkan hukum hayat yang ditulis dalam hati kita (Ibr. 8:10). Standar moral dari hukum ini sesuai dengan konstitusi kerajaan yang diumumkan oleh Tuhan (Mat. 5-7).

Hukum ini adalah fungsi dari hayat ilahi yang disalurkan ke dalam kita pada saat kita dilahirkan kembali. Ia akan menyuplai kita sepanjang hi­dup kristiani kita dengan kekayaan yang tidak terduga dari hayat ilahi untuk membebaskan kita dari hukum dosa dan maut (Rm. 8:2, 4). Kita memerlukan hukum yang sempurna ini supaya kita bisa menempuh kehidupan yang ibadah, hidup yang takut akan Allah. Kehidupan yang  sesuai dengan hati Allah, kasih dan sifat Allah yang kudus. Hukum ini adalah hukum Kristus (1 Kor. 9:21), bahkan adalah Kristus sendiri, yang hidup di dalam kita untuk mengatur kita melalui menya­lurkan sifat ilahi ke dalam diri kita, sehingga kita bisa me­nempuh hidup yang mengekspresikan gambar Allah.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru