Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Ujian yang Menghasilkan Ketekunan dan Kemuliaan

Yakobus menasihati kita untuk menganggap sebagai kebahagiaan, apabila kita jatuh ke dalam berbagai­bagai pencobaan (Yak. 1:2). Dalam ayat 3 ia meneruskan, "Sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasil-kan ketekunan." Iman di sini adalah iman kristiani yang diberi­kan oleh Allah di dalam Kristus (2:1; 2 Ptr. 1:1). Pencobaan dan pembuktian terhadap iman kita, menghasilkan ketekunan. Ketekunan kita meningkat akibat berbagai ujian berupa tentangan dan pen­cobaan. Penganiayaan yang kita alami menghasilkan ketekunan.

Dalam ayat 4 Yakobus melanjutkan, "Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tidak kekurangan apa pun." Kesempurnaan kelakuan kristiani semacam ini memerlukan pengujian dari penanggulangan pemerintahan Allah (ayat 2, 12) dan kesabaran kaum beriman oleh kebajikan dari firman yang tertanam (ayat 18, 21).

Dalam ayat 5 Yakobus mengatakan, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, -yang memberikan kepada se­mua orang dengan murah hati dan tidak membangkit-bangkit –, maka hal itu akan diberikan kepadanya." Dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya, Allah membuat Kristus pertama-tama sebagai hikmat kita (1 Kor. 1:24, 30). Hikmat Allah diperlukan untuk praktek kristiani yang sempurna. Karena itu, kita perlu meminta hikmat kepada Allah. Yakobus terkenal sebagai orang yang berdoa. Di sini ia menyuruh para penerima surat kiriman-nya untuk berdoa meminta hikmat. Ini menyiratkan bahwa hikmatnya ada­lah pemberian Allah. Selanjutnya dikatakan, maka Ia akan memberikannya dengan murah hati dan tidak dengan membangkit-bangkit. Memberi dengan mu­rah hati berarti memberi dengan hati yang tulus, penuh kemurahan, tanpa sisa (Rm. 12:8; 2 Kor. 8:2).  Jadi dalam surat kirimannya, ia menekankan doa (5:14-18). Doa adalah kebajikan dari praktek kristiani yang sempurna.

Dalam ayat 6 dikatakan, "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin." Bahasa Yunani, "bimbang" juga berarti "goyah", "ragu-ragu". Seorang yang berdoa dengan ragu-ragu adalah seperti gelom-bang laut, yang diombang-­ambingkan kian ke mari oleh angin.      

Ayat 7-8 mengatakan, "Orang yang demikian janganlah mengira bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati (mendua jiwa) tidak akan tenang dalam hidupnya." Allah menjadikan manusia seba­gai makhluk yang hanya memiliki satu jiwa, dengan satu pikiran dan satu tekad. Ketika seorang beriman bimbang dalam doanya, dia membuat dirinya mendua jiwa, seperti sebuah perahu dengan dua kemudi, tidak tentu arah-nya. Iman di dalam doa juga merupakan suatu kebajikan dari praktek kristiani yang sempurna.

Dalam ayat 9-10 Yakobus meneruskan, "Baiklah saudara seiman yang berada dalam keadaan yang rendah ber­megah apabila ia ditinggikan, dan orang kaya bermegah apabila ia direndahkan sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput." Entah pada saat ditinggikan atau pada saat direndahkan, bersukacita dan memuji (5:13) merupakan kebajikan dari praktek kristiani yang sempurna.

Dalam ayat 11 Yakobus menerangkan, "Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rum­put itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap." Benar-benar suatu perkataan yang serius, bagi mereka yang mengejar kekayaan! Tetapi merupakan suatu perkataan yang menghibur bagi orang kaya yang direndahkan melalui kehilangan harta mereka.

Dalam ayat 12 Yakobus mengatakan, "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan (hayat) yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi Dia." Istilah "tahan uji" ditujukan kepada ketahanan iman kaum beriman (ayat 3).

Mahkota hayat mengacu kepada kemuliaan hayat, eks­presi hayat. Dalam ayat 12 Yakobus mengatakan bahwa mahkota hayat dijanjikan kepada mereka yang mengasihi Tuhan; bertumbuh dewasa dalam hayat Allah, supaya mereka bersyarat mendapatkan mahkota hayat sebagai pahala, menikmati kemulia­an hayat Allah di dalam kerajaan.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru