Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Berbahagia di Tengah Pencobaan dan Ujian

Surat Yakobus diawali dengan perkataan, "Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan: Bersukacitalah!" (Tl.). Yakobus adalah sauda­ra kandung Tuhan Yesus (Mat. 13:55) dan Yudas (Yud. 1). Ia bukan salah satu dari kedua belas rasul yang dipilih oleh Tuhan ketika Tuhan berada di bumi, tetapi ia menjadi se­orang rasul setelah kebangkitan Tuhan (Gal. 1:19) dan men­jadi penatua terkemuka dalam gereja di Yerusalem (Kis. 12:17; 15:2, 13; 21:18). Bersama Petrus dan Yohanes, Yakobus dianggap sebagai sokoguru gereja. Paulus menyebutnya yang pertama di antara ketiga sokoguru itu (Gal. 2:9).

Dalam 1:2 Yakobus mengatakan, "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke da­lam berbagai-bagai pencobaan." Di sini kita nampak bahwa kebajikan pertama yang berkaitan dengan praktek kristiani yang sempurna yang dibahas oleh Yakobus adalah menang­gung pencobaan-pencobaan dengan iman. Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat, Iblis (1 Yoh. 5:19). Begitu seseorang berpaling kepada Allah, Iblis akan menghasut orang-orang di sekelilingnya untuk menganiaya orang itu. Paulus pernah mengatakan bahwa kita, orang-­orang Kristen, ditetapkan untuk menderita penganiayaan (Flp. 1:29).

Penganiayaan adalah suatu penderitaan. Akan tetapi, pencobaan-pencobaan bukan hanya suatu penderitaan, kare­na pencobaan-pencobaan adalah suatu penderitaan yang me­ngandung maksud untuk mencobai atau menguji kita. Seba­gai gambaran, kita bisa memakai ujian akhir di sekolah. Murid-murid tahu bahwa ujian akhir bisa menjadi suatu penderitaan dan pencobaan yang riil. Akan tetapi, sebenar­nya pencobaan semacam itu merupakan suatu pertolongan bagi para murid. Jika di sekolah tidak ada ujian akhir, para murid mungkin akan melalaikan pelajaran mereka.

Dalam "sekolah pendidikan rohani" juga ada "ujian akhir" dan macam-macam "ujian" lainnya. "Kepala" sekolah ini adalah Bapa surgawi kita. Ia mengatur berbagai pencobaan, berbagai ujian bagi kita. Semua pencobaan itu baik bagi kita. Mungkin setelah Anda percaya kepada Tuhan Yesus, Anda mengira bahwa di dalam hidup kita sebagai orang Kristen tidak akan ada penderitaan ataupun pencobaan. Itulah konsepsi kebanyakan orang beriman. Namun akhirnya pen­cobaan-pencobaan pun datanglah. Salah satu pencobaan ada­lah tentangan dari keluarga dan kawan-kawan. Ujian akhir memiliki tiga tujuan: mencoba, menguji, dan membuktikan seorang murid. Pencobaan itu benar-benar merupakan suatu bantuan di dalam praktek kristiani yang sempurna, karena Allah menggunakannya untuk menyempurnakan kita.

Ada seorang saudara yang pandai mengarang nyanyian. Pada suatu hari, ia pergi ke tempat pembuatan keramik, melihat bagaimana orang membakar keramik. Dia melihat, setelah orang membuat pot-pot bunga, pot-pot itu digambari bunga-bunga, tulisan-tulisan, kemudian ditaruh dalam tungku untuk dibakar. Jadi, harus melalui pembakaran, tak dapat tidak dibakar. Pot-pot bunga yang ditaruh dalam tungku pembakaran dan dibakar, sebagian berhasil menjadi pot bunga yang indah, sebagian lagi karena tidak tahan pemba-karan lalu menjadi pot-pot yang pecah/rusak. Melihat proses tersebut, saudara ini sangat tergerak. Setelah pulang, ia memakai api pengujian yang dikatakan oleh rasul Petrus menulis sebuah syair, mengarang sebuah lagu.

Pengalaman rohani yang kita dapatkan persis seperti pot bunga itu, baru saja digambar, ditulisi, belum melalui api, tidak tahan benturan, kalau dicuci segera luntur dan hilang gambarnya. Kebenaran itu belum menjadi milik kita; kita hanya mengerti di dalam pikiran dan gembira di dalam perasaan. Kita harus ingat, setiap kebenaran harus melalui ujian. Allah mau menaruh Anda dalam tungku untuk dibakar. Banyak orang telah masuk ke dalam tungku itu, namun tidak keluar lagi. Yang dapat keluar setelah melewati api, itulah yang dapat diandalkan.

Allah menggunakan pencobaan-pencobaan untuk me­nyempurnakan kita. Jika kita nampak hal ini, kita akan berterima kasih kepada Allah yang menyempurnakan kita melalui pencobaan-pencobaan. Pencobaan-pencobaan tidak saja membantu kita dalam hal pendidikan rohani dan pe­ngalaman hayat, tetapi juga membantu membentuk karak­ter kita dan perilaku kita dalam hidup kita sehari-hari.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru