Bani Israel memiliki banyak pengalaman di padang gurun, dan Tuhan memerintahkan mereka menempatkan lambang dari ketiga pengalaman mereka di hadirat-Nya; loh hukum, manna, dan tongkat yang bertunas. Di padang gurun, bani Israel juga pernah mengalami masalah pemberontakan (Bil. 16)
Tujuan Allah memanggil bani Israel keluar dari Mesir, menjadikan mereka umat yang terpilih dan terpanggil. Karena jumlah orang Israel begitu banyak, maka perlu ada pembangunan umat Allah itu. Selanjutnya perlu ada kekuasaan atau kepemimpinan di antara bani Israel. Kepemimpinan korporat saat itu terdiri dari minimal dua orang: Musa, mewakili aspek kekuasaan dan jabatan raja, serta Harun yang mewakili aspek gambar dan jabatan imam.
Perjanjian Baru mengatakan dengan jelas bahwa dalam penebusan-Nya, Allah telah menjadikan kita imam dan raja (Why. 1:5-6; 5:9-10). Dalam gereja hari ini masih perlu ada jabatan imam untuk mengekspresikan Allah dan jabatan raja untuk mewakili Allah. Bahkan dalam Kerajaan Seribu Tahun yang akan datang (Why. 20:6), dan di Yerusalem Baru dalam kekekalan, kita tetap menjadi imam dan raja (Why. 22:3-5).
Perjalanan di padang gurun merupakan suatu ujian bagi bani Israel. Ketika Tuhan meng-utus Musa pergi kepada bani Israel, Ia menga-takan kepadanya untuk berbicara kepada umat itu bagi diri-Nya, demikian: "Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir . . . ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya" (Kel. 3:17). Ini suatu janji yang indah. Tetapi dikarenakan ketidakpercayaan, mereka tidak dapat memasukinya (Bil.14).
Siapa saja yang menjadi pemberontak atau pendurhaka? Yang pertama ialah Korah. Korah seorang Lewi (Bil. 16:1), menganggap dirinya sama dengan Musa dan Harun, yang juga orang Lewi. Dua pemberontak lainnya adalah Datan dan Abiram, keturunan Ruben, putra sulung Yakub. Di sini kita lihat akar pemberontakan!
Walau pemberontakan dalam Bilangan 16 itu sangat serius dan mengerikan, tetapi tidak membuat Musa marah. Ketika para pemberon-tak berhimpun menentang Musa dan Harun, Musa hanya "bersujud" (Bil. 16:4). Dalam Bilangan 17:2 Tuhan berfirman kepada Musa, "Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah mereka memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku... " Sebatang tongkat ialah sebatang kayu yang mati dan kering. Apakah guna tongkat itu? Untuk menguasai orang lain. Allah kita sangat berhikmat, Ia mempunyai cara terbaik untuk menyatakan siapa yang cocok menjadi pemimpin. Dalam Bilangan 17:5 Tuhan berkata, "Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas. "
Kedua belas tongkat itu ditaruh di hadapan Tuhan dalam kemah hukum (kesaksian) Allah (Bil. 17:7). Tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, berkuntum, berbunga, dan berbuah (Bil.17:8). Sedangkan, pohon badam adalah pohon yang pertama berbunga dalam setahun, ia berbunga pada bulan Januari atau Februari. Buah badam juga merupakan buah yang pertama masak. Ini melambangkan kebangkitan. Jadi, tongkat yang bertunas, berbunga, dan berbuah melambangkan hayat kebangkitan Kristus.
Seorang pemimpin di antara umat Allah adalah orang yang melayani. Walaupun Anda bukan seorang penatua, tetapi Anda tetap adalah orang yang melayani. Pada prinsipnya, Anda sama dengan seorang pemimpin dalam pelayanan kepada Tuhan. Setiap anggota gereja adalah orang yang melayani. Pembangunan Allah tergantung pada orang-orang yang melayani ini. Sebagai orang yang melayani, unsur durhaka dan ambisi Anda harus dihakimi dan dibakar di mezbah. Kristus di dalam kita harus dinyatakan, diperkuat, dibuat bertunas, dan berbuahkan buah badam.
Tongkat yang bertunas berkaitan dengan pembangunan umat Allah. Yang Allah cari pada hari ini adalah pembangunan. Bukan soal bagaimana rohaninya kita. Soalnya ialah apakah kita telah benar-benar terbangun bersama umat Allah. Pemberontakan adalah usaha musuh untuk merusak pembangunan di antara umat Allah. Apa yang kita perlukan dan apa yang gereja perlukan ialah tongkat yang bertunas. Persaingan, kedudukan, promosi, dan ambisi, semua tidak berarti. Mulai sekarang dan seterusnya, dalam pelayanan gereja tidak ada lagi yang nomor satu, nomor dua, dan nomor-nomor lainnya. Kita tidak bernomor, sebab kita bukanlah apa-apa, kita bukan siapa-siapa. Kita semua harus dihakimi, kemudian, kita harus memiliki tongkat yang bertunas.
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
- Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
- Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
- Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
- Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
- KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)