Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Menikmati Kristus sebagai Manna yang Tersembunyi

Menurut Kejadian 1 dan 2, permintaan mendasar Allah terha­dap manusia untuk hidup dihadapan-Nya ialah manusia harus makan dengan tepat. Ka­rena itu, dalam Alkitab, makan merupakan satu konsepsi dasar dalam hubungan kita dengan Allah. Setelah kejatuhan manusia, seperti yang tercatat dalam Kejadian 3, kita nampak penebusan Allah dalam Kitab Keluaran. Ketika bani Israel keluar dari Mesir, mereka mengoleskan darah, agar dapat ditebus, juga memakan anak domba, agar beroleh suplai hayat. Kemudian pada tahun-tahun pengem-baraan di padang gurun, bani Israel makan manna.

Seluruh Surat Ibrani ber­fokus pada Kristus sebagai Minister surgawi berikut imamat-Nya yang rajani dan ilahi. Ia kini sedang melayankan Allah Tritunggal sebagai suplai yang ajaib kepada kita, bukan di pelataran luar melainkan di tempat maha kudus. Di sini kita menikmati Kristus sebagai Melkisedek yang melayani kita dengan roti dan anggur sebagai suplai hayat. Hal ini pun mutlak merupakan masalah makan.

Ibrani pasal 9 menyinggung tentang Kemah Pertemuan. Dalam Kemah Pertemuan, tempat yang terpenting adalah tem­pat maha kudus. Di dalamnya terdapat tabut, dan di dalam tabut, terdapat buli-buli emas, dan di dalam buli-buli emas itu terdapat manna yang tersembunyi.

Istilah "manna" dalam bahasa aslinya berarti "apakah ini?" (Kel. 16:15). Manna yang dimakan bani Israel di padang gurun berbeda dengan makanan lain yang diketahui mereka, sebab manna tidak seperti makanan apa pun di bumi ini. Ketika bani Israel melihat­nya, mereka bertanya, "Apakah ini?" Mereka hanya dapat bertanya-tanya, "Apakah ini?" Tidak ada perkataan manusia dapat menerangkan manna itu apa. Manna benar-benar adalah lambang Kristus. Apakah Kristus? Kristus ialah "apakah ini"! Dia luar biasa.

Bilangan 11:9 mengatakan, "Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ." Manna selalu turun pada pagi buta bersama embun. Maz­mur 133:3 mengatakan, "Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion." Dalam Alkitab, embun melambangkan kunjungan Allah yang penuh anugerah dari surga kepada kita. Manna selalu turun bersama embun, melambangkan Kristus selalu datang bersama anugerah, bersama kunjungan Allah yang beranu­gerah dari surga. Bila kita menjamah Kristus sebagai suplai hayat, kita merasa bahwa surga telah mendatangi kita secara lembut dan menyegarkan.

Dalam Alkitab juga ada istilah “manna yang tersembunyi”. Istilah manna yang tersembunyi dipakai dalam Wahyu 2:17, di sana Tuhan Yesus berfirman, "Siapa yang menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi." Kata-kata ini ditujukan kepada gereja di Pergamus yang te­lah merosot dan menjadi duniawi. Manna yang tersembu­nyi berasal dari kenikmatan kita atas manna yang terbuka. Allah telah mengaruniakan Kristus kepada kita sebagai makanan kita. Ketika kita menikmati Dia sebagai makanan; kita pun mempersembahkan-Nya kembali kepada Allah sambil bersyukur. Inilah makna makan manna yang tersembunyi.

Masalah memakan makanan ro­hani sepenuhnya tergantung pada jarak antara kita dengan Tuhan. Di manakah Allah? Ia berada di tempat maha kudus, yakni di bilik ter­dalam dari Kemah Pertemuan. Jika Anda ingin menikmati manna yang tersembunyi, tidak boleh ada jarak antara Anda dengan Allah. Semua ja­rak antara Anda dengan Allah harus dilenyapkan.

Masalah jarak ini benar-benar menyingkap-kan keadaan kita. Walaupun kita tidak mengerti apakah manna yang tersembunyi itu, tetapi kita mengetahui seberapa jauh kita dengan Tuhan. Di manakah Anda berada? Apakah Anda ma­sih berada di Mesir? Apakah Anda berada di padang gurun? Apakah Anda berada dipelataran luar, di tempat kudus, atau di tempat maha kudus? Kalau kita jujur, beberapa orang akan mengaku bahwa dirinya berada di pelataran luar hidup gereja.

Kalau kita ingin mendapatkan perawatan Allah, kita harus berada dalam ruang lingkup di mana Ia merawat umat-Nya. Jika tidak, kita tidak bisa menikmati makanan rohani apa pun. Jika kita tinggal dalam ruang lingkup ini, kita pasti berhak menikmati makanan rohani. Jika Anda ada­lah Imam Besar yang melayani di hadirat Allah, karena be­gitu dekat dengan Allah, maka Anda berhak menikmati ba­gian yang terbaik, yaitu bagian yang paling top dari hasil tanah permai. Jadi, bagian makanan rohani kita tergantung pada jarak di antara kita dengan Tuhan!

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru