Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Masuk ke Belakang Tirai dan Pergi ke Luar Perkemahan

Tuhan dengan darah-Nya sendiri telah masuk ke dalam tempat maha kudus (Ibr. 9:12) dan darah ini telah membuka jalan yang baru dan yang hidup, sehingga kita dapat masuk ke belakang tirai untuk menikmati Dia di surga sebagai yang dimuliakan (10:19-20). Tubuh jasmani-Nya yang telah dikurbankan untuk kita di kayu salib, juga telah membuka jalan salib yang sempit, sehingga kita dapat pergi ke luar perkemahan untuk mengikuti Dia di bumi sebagai yang menderita.

Kita perlu diingatkan bahwa kehidupan kristiani kita adalah suatu perlombaan. Kita harus terus berlari dalam perlombaan dalam kenikmatan atas Kristus ini. Jangan sampai dialihkan oleh daya tarik agama. Kita harus mengalami Kristus sebagai anugerah kita untuk hidup gereja. Sebagaimana Kristus menderita sengsara di luar pintu gerbang, kita pun harus mengikuti-Nya, menderita kehinaan-Nya di luar pintu gerbang agama. Jika hari ini kita mengambil bagian dalam penderitaan-Nya, kelak kita juga beroleh bagian dalam pemuliaan-Nya.

Jika kita menyelami kedalam surat Ibrani, kita akan nampak bahwa seluruh kitab ini tercakup dalam dua hal – masuk ke belakang tirai dan pergi ke luar perkemahan. Berada di belakang tirai berarti berada di dalam tempat maha kudus, di dalam roh kita, di mana kita beroleh bagian dalam Kristus, menikmati manna yang tersembunyi, tongkat yang bertunas, dan hukum hayat yang menghasilkan ekspresi korporat Allah.

Ibrani 13:13 mengatakan, “Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.” Perkemahan berarti organisasi keagamaan manusia dan bersifat bumiah. Semua yang tertampak dalam perkemahan hanyalah hal-hal keagamaan. Setiap orang yang dapat pergi ke luar perkemahan pastilah ia telah lebih dulu mengalami apa yang terdapat di belakang tirai.

Setelah bani Israel menyembah patung anak lembu emas (Kel. 32), Musa lalu pindah ke luar perkemahan, tempat setiap pencari Tuhan bertemu dengan dia, sebab penyertaan dan pembicaraan Tuhan ada di sana (Kel. 33:7-11). Demikian pula, kita harus pergi ke luar perkemahan, meninggalkan tempat orang menyembah berhala, agar kita bias menikmati penyertaan Tuhan dan mendengan pembicaraan-Nya. Inilah yang diperlukan bagi hidup gereja yang praktis dan tepat.

Agama telah menolak Tuhan, telah menjadi suatu perkemahan, menjadi suatu organisasi manusia yang ditolak Tuhan. Babilon besar yang tercantum dalam Wahyu 17 telah menjadi kota duniawi, ruang lingkup bumiah, yang harus ditinggalkan oleh umat Tuhan (Why. 18:4). Allah tidak memperhatikan agama; ia hanya memperhatikan ekonomi-Nya. Dalam pemulihan Tuhan, kita tidak menghiraukan sesuatu yang agamis. Kita hanya menghiraukan penyaluran Allah Tritunggal ke dalam kita. Semakin kita berada di dalam roh, menikmati Kristus yang surgawi, semakin kita keluar dari perkemahan agama, mengikuti Yesus yang menderita.

Pergi keluar perkemahan, menanggung kehinaan-Nya adalah menempuh jalan salib. Tempat maha kudus dengan suplainya yang kaya memungkinkan kita untuk menempuh jalan salib yang sempit dan sulit, dan jalan salib ini membawa kita masuk ke dalam kerajaan dalam manifestasinya, sehingga kita dapat memperoleh pahala kemuliaan.

Ibrani 13:20-21 menyebutkan Tuhan Yesus sebagai “Gembala Agung segala domba”. “Segala domba” di sini adalah kawanan domba, yaitu gereja. Jika kita menengadah kepada Dia, Gembala Agung kita, Dia akan menyuplaikan surga, hayat, dan kekuatan kepada kita, mentransfusi dan menginfus kita dengan segala apa adanya Dia, sehingga kita mampu berlari dalam perlombaan surgawi dan pergi ke luar dari perkemahan agama untuk menanggung kehinaan-Nya. Dengan cara ini Dia akan membawa kita menempuh jalan salib yang sempit ini dan memimpin kita masuk ke dalam kemuliaan (2:10).

Kita Ibrani akhirnya ditutup dengan pemberkatan, “Anugerah menyertai kamu sekalian. Amin.” Untuk memahami dan mengambil bagian dalam semua hal yang disingkapkan di dalam kitab ini, kita perlu anugerah. Dan ketika kita menjamah takhta anugerah di dlaam tempat maha kudus, melalui melatih roh kita, kita akan menikmati Roh anugerah (13:9). Selanjutnya kita akan dikuatkan oleh anugerah (13:9). Selanjutnya, kita dapat berlari dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita (12:1), untuk mencapai sasaran ekonomi Allah.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru