Dalam kesempatan ini kita akan membahas masalah ganjaran untuk kekudusan (Ibr. 12:5-14). Kitab Ibrani mengandung satu konsepsi dasar, yaitu Allah menghendaki kaum beriman Ibrani menjadi kudus dan mutlak terpisah bagi-Nya (12:14; 3:1), dengan penuh keberanian masuk ke dalam tempat maha kudus (10:19, 22).
Masuk ke dalam tempat maha kudus berarti mencapai titik tertinggi dalam pengalaman kita terhadap Kristus, juga berarti mengalami hukum hayat. Tidak ada suatu hal yang dapat menguduskan kita lebih subyektif daripada hukum hayat, sebab Ia menggarapkan sifat Allah yang kudus – kekudusan sejati – ke dalam insani kita. Sifat ilah Allah ialah unsur pokok kekudusan. Hanya ketika kita mengalami hukum hayat, barulah kita benar-benar menjadi kudus.
Demi menggarapkan sifat kudus-Nya ke dalam kita, Allah Bapa sering mengijinkan berbagai situasi yang kurang mengenakkan menimpa kita. Ibrani 12:7 mengatakan, “Jika kamu harus menanggung ganjaran Allah.” Ayat ini ditujukan pada kaum beriman Ibrani. Dari sudut pandang Allah, penganiayaan yang diderita oleh kaum beriman Ibrani adalah suatu pendisiplinan, suatu ganjaran. Mereka menerima ganjaran supaya mereka dapat dipisahkan dari perkara-perkara duniawi, dan berpaling kepada kekudusan Allah. Ayat 10 mengatakan, “…, tetapi Dia menghajar (mengganjar) kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.” Ganjaran ialah perlakuan Bapa terhadap anak-anak-Nya, supaya mereka beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Yang melaluinya, kita dibawa masuk ke dalam tempat maha kudus, agar supaya kita dapat memiliki kekudusan sejati. Itulah sebabnya, di bawah kedaulatan-Nya, Ia mengganjar kita supaya kita dapat dibawa ke dalam kehendak-Nya.
Jalur perlombaan dalam tempat maha kudus sangatlah penting. Itulah sebabnya kita memerlukan anugerah; jangan jatuh dan meninggalkan anugerah. Apakah anugerah itu? Anugerah tidak lain ilalah Allah dalam Kristus tersalur ke dalam diri kita sebagai kenikmatan kita dalam pengalaman.
Jatuh dan meninggalkan anugerah berarti jatuh dan meninggalkan Kristus (Gal. 5:4). Sebaliknya kita seharusnya “menerima anugerah” (12:28 TI. LAI: mengucap syukur), “diteguhkan dengan anugerah” (13:9). Ibrani 12:28 mengatakan, “Marilah kita menerima anugerah dan beribadah kepada Allah menurut cara yang, berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut” (TI). Tetap tinggal dalam jalan perjanjian yang baru, itulah menerima anugerah.
Sebagai peringatan, menurut Ibrani 12:15-16, sedikitnya ada tiga penyebab orang jatuh dan meninggalkan anugerah Allah: akar pahit, percabulan, dan nafsu yang rendah. Akar pahit mengacu kepada segala bentuk hasutan penganut agama untuk menyelewengkan dari jalan perjanjian yang baru. Penyebab kedua ialah percabulan, Ruben, putra Yakub yang pertama, melampiaskan hawa nafsu dagingnya, akibatnya ia kehilangan hak kesulungannnya (Kej. 49:3-4; 1 Taw. 5:1). Penyebab ketiga ialah bernafsu rendah. Esau menjual hak kesulungan-nya karena sedikit makanan (Kej. 25:29-34).
Kita, orang-orang Kristen, yang lahir dari Allah, adalah buah-buah sulung dari semua ciptaan-Nya (Yak. 1:18) yang Dia tuai dalam penciptaan-Nya. Sebagai anak-anak sulung Allah, kita memiliki hak kesulungan. Ini mencakup warisan atas bumi (2:5-6), jabatan imam (Why. 20:6), dan jabatan raja (Why. 20:4). Ini akan menjadi berkat-berkat utama di dalam kerjaan yang akan datang dan tidak akan didapatkan oleh orang-orang Kristen yang duniawi. Hak kesulungan ini akan menjadi suatu pahala bagi orang-orang Kristen yang menang dalam Kerajaan Seribu Tahun.
Karena kita yang hari ini ialah memiliki hak kesulungan, kita harus memanfaatkannya. Kita harus melatih roh, menikmati Kristus sebagai tanah kita yang sejati dan mengekspresikan Kristus. Jika hari ini kita gagal dalam melakukan ketiga hal tersebut, bagaimanakah kita dapat melakukannya kelak dalam zaman kerajaan? Maka hari ini juga kita harus mempraktekkan imamat dan jabatan raja, juga menikmati dan menempati tanah permai kita. Jika kita berbuat demikian, kita akan dipersiapkan sepenuhnya untuk memasuki sukacita memiliki bumi yang akan datang, serta dalam memanfaatkan imamat dan jabatan raja. Saat itu, kita akan menerima pahala dan menikmati hak kesulungan. Inilah sasaran Allah.
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
- Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
- PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
- Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
- Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
- Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
- Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
- KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)