Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Menguji roh-roh (2) & kebajikan kelahiran Ilahi untuk mempraktekkan kasih Ilahi (4)

Intisari Pelajaran Hayat 1 Yohanes, Berita 33 & 34

Pembacaan Alkitab : 1 Yoh. 4:1-15

       1 Yohanes 4:1 dengan jelas menyuruh kita untuk menguji, membuktikan, membedakan roh-roh. Kita tidak boleh mengira bahwa suatu ajaran hanya berasal dari si pengajar. Tidak, setiap pengajaran, benar atau salah, berasal dari satu roh. Sebab itu, kita perlu menguji roh-roh untuk melihat apakah mereka bersumber dari Allah, apakah mereka berasal dari Allah. Dalam ayat 2 Yohanes mengatakan bahwa setiap roh yang mengakui bahwa Yesus Kristus telah datang di dalam daging berasal dari Allah. Tetapi dalam ayat 3 dia mengatakan bahwa setiap roh yang tidak mengakui Yesus tidak berasal dari Allah, karena ini adalah roh antikristus.


       Ungkapan "setiap roh" dalam ayat 2 dan 3 dan "roh-roh" dalam ayat 1 mengacu pada roh nabi-nabi (I Kor.14:32) yang digerakkan oleh Roh Kebenaran, atau roh nabi-nabi palsu digerakkan oleh penyesat. Bila seorang nabi sejati berbicara, pada rohnya ada gerakan dari Roh Allah. Tetapi bila seorang nabi palsu berbicara, rohnya digerakkan oleh roh yang lain, oleh roh penyesat. Sebab itu, perlu membedakan roh-roh dengan menguji mereka untuk melihat apakah mereka berasal dari Allah. Kita tidak boleh mengira bahwa pengajaran hanyalah satu masalah pikiran dan mulut. Dalam setiap macam pembicaraan, setiap macam pengajaran, roh si pembicara bisa digerakkan oleh Roh Allah atau digerakkan oleh roh penyesat.


       Kaum beriman mengalahkan nabi-nabi palsu (ayat 1), antikristus-antikristus (ayat 3), yang mengajarkan bidah tentang persona Kristus (ayat 4) dengan tinggal di dalam kebenaran mengenai keilahian Kristus dan mengenai keinsanian-Nya melalui proses terkandung secara ilahi, menurut ajaran pengurapan ilahi (2:27). Yohanes juga mengatakan kepada kaum beriman bahwa Dia yang di dalam mereka lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia. Yang di dalam kaum beriman mengacu kepada Allah Tritunggal, yang tinggal di dalam kaum beriman sebagai Roh yang mengurapi, memberi hayat, almuhit, dan mengu-atkan mereka dari dalam dengan segala unsur yang kaya dari Allah Tritunggal (Ef. 3:16-19).       


       1 Yoh. 4:7-21 adalah lanjutan dari 1 Yoh. 2:28-3:24, yang menekankan kasih persaudara-an, lebih jauh dari yang sudah dibicarakan dalam 1 Yoh. 3:10-24, ini satu syarat yang lebih tinggi dari kehidupan yang tinggal dalam Tuhan. Kasih berasal dari Allah. Ini menunjukkan bila kita mengasihi orang lain, kasih kita haruslah sesuatu yang berasal dari Allah. Kasih kita terhadap saudara-saudara tidak boleh berasal dari diri kita; tetapi haruslah kasih yang berasal dari Allah. Kaum beriman, yang dilahirkan dari Allah dan mengenal Allah, saling mengasihi secara kebiasaan dengan kasih yang berasal dari Allah sebagai ekspresi Allah.


       Kelahiran ilahi ini adalah faktor dasar kasih persaudaraan, yaitu syarat yang lebih tinggi dari kehidupan yang tinggal dalam Tuhan. Kelahiran ilahi (3:9; 4:7; 5:1, 4, 18; Yoh. 1:12-13) adalah kelahiran kembali kita (Yoh. 3:3, 5). Melalui kelahiran ilahi kita telah menerima hayat ilahi, yang adalah hayat kekal (1Yoh. 1:2), sebagai benih ilahi yang ditanamkan ke dalam diri kita (3:9). Dari benih ini seluruh kekayaan hayat ilahi bertumbuh dari dalam kita. Dengan inilah kita tinggal di dalam Allah Tritunggal dan memper-hidupkan hayat ilahi dalam kehidupan insani kita. Karena itu, kelahiran ilahi adalah dasar dari kehidupan kristiani kita. Setiap orang yang mengasihi tidak hanya lahir dari Allah, tetapi juga mengenal Allah. Pengenalan ini timbul dari hayat ilahi (Yoh. 17:3) yang diterima dari kelahiran ilahi. Kita mengenal Allah karena kita telah mengalami Dia dan menikmati Dia.


       Surat 1 Yohanes mewahyukan persekutuan hayat ilahi membawa kepada kita sumber anugerah dan kebenaran, yaitu kasih ilahi dan terang ilahi. Dalam Injil Yohanes, Allah di dalam Putra datang kepada kita sebagai anugerah dan kebenaran, agar kita menjadi anak-anak-Nya (Yoh. 1:12-13); dalam suratnya, kita, anak-anak-Nya, dalam persekutuan terang Bapa, datang kepada Bapa untuk berbagian dalam kasih dan terang-Nya. Ini adalah pengalaman hayat ilahi yang lebih jauh dan lebih dalam. Setelah menerima hayat ini dalam Injil Yohanes, kita harus melanjutkan untuk menikmati hayat ini, dalam suratnya melalui persekutuan hayat ini.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru