Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Berlari dalam Jalur Perlombaan yang Diwajibkan bagi Kita

Seumur hidup orang Kristen adalah suatu perlombaan. Semua orang Kristen yang telah diselamatkan harus berlari dalam perlombaan ini untuk menda­patkan pahala (1 Kor. 9:24). Rasul Paulus telah berlari dan menda­patkan pahala itu (1 Kor. 9:26-27; Flp. 3:13-14; 2 Tim-4:7-8). Boleh dikatakan ia adalah satu-satunya orang yang meng­ibaratkan hidup orang Kristen seperti perlombaan. Dikatakan, “Berlomba (berlari) dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita” (Ibr.12:1).

Perlombaan adalah suatu jalan, perjalanan. Karena Kristus adalah jalan (Yoh. 14:6), maka Ia juga perlombaan. Jadi, perlombaan yang kita tempuh adalah Kristus. Ini bukan dua hal, yang satu jalan, yang satu lagi perlombaan. Tidak, jalan yang kita tempuh adalah suatu per­lombaan.

Dalam alam semesta Allah telah menyediakan satu jalan yang unik untuk kita tempuh. Jalan ini tanpa awal pun tanpa akhir, tidak berkesudahan, dari kekekalan sam­pai kekekalan. Mulai dari Kejadian 1 hingga Wahyu 22 hanya ada satu jalan, yaitu Kristus. Bahkan diwahyukan, kehendak Allah ialah agar manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya itu, dapat berjalan di jalan-Nya. Menurut 2 Korintus 4:4, gambar Allah ialah Kristus. Jadi, manusia di­ciptakan menurut gambar Allah berarti menurut Kristus; supaya manusia berjalan di jalan Allah, yaitu Kristus.

Ketika surat Ibrani ditulis, banyak orang beriman Ibrani sedang mengenangkan latar belakang mereka dan berjalan perlahan-lahan di jalan ini atau bah­kan berhenti. Mereka berada dalam bahaya diselewengkan oleh Bait Allah, imamat, dan kurban-kurban persembahan. Mereka berada dalam bahaya berhenti, atau mundur ke be­lakang kembali lagi ke agama Yahudi tanpa maju ke tem­pat maha kudus. Kita tidak saja tidak boleh meninggalkan Kristus dan kembali ke agama Yahudi, juga tidak boleh berdiri mematung di dalam Kristus. Bah­kan berjalan pun tidak cukup. Kita harus berlari dalam perlombaan ini. Jangan membuang-buang waktu lagi untuk memandang keadaan sekitar kita, berdiri mematung, atau berjalan perlahan-lahan. Kita harus berla­ri.

Dikatakan dalam Ibrani 12:1, "mari­lah kita menanggalkan semua beban." Kata "beban" dapat diter­jemahkan sebagai hal yang berat, pikulan, rintangan. Para pelari perlombaan menanggalkan segala hal berat yang tidak perlu, sehingga tak ada yang dapat merintangi mereka untuk memenangkan per­lombaan itu. Selanjutnya dikatakan, "dosa (itu) yang begitu me­rintangi kita." Dosa di sini terutama hal yang merintangi kita tidak dapat berlari berlomba, sama seperti kesengajaan berbuat dosa yang disinggung dalam 10:26, akan menjauhkan kaum beriman Ibrani dari jalan perjanjian yang baru dalam ekonomi Allah. Dalam perlombaan ini kita harus berlari dengan tekun dan tidak penat atau tawar hati.

Dalam ayat 2 Paulus menyuruh kaum beriman Ibrani "melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus". Istilah "mata yang tertuju" bahasa Yunaninya mengacu kepada berpaling dari berbagai sasaran untuk khusus melihat dengan perhatian yang tidak terbagi. Yang perlu kita lakukan, hanya memandang Yesus, yang sekarang duduk di sebelah ka­nan takhta Allah di surga.

Jika kita menengadah kepada Dia yang demikian ajaib dan almuhit, Dia akan menyuplaikan surga, hayat, kekuatan kepada kita, sehingga kita mampu berlari dalam perlomba­an surgawi dan menempuh kehidupan surgawi di bumi. Dengan cara ini, Dia akan membawa kita menempuh jalan seumur hidup ini dan memimpin kita masuk ke dalam kemuliaan (2:10). Yesus yang ajaib ini, telah duduk di takhta di surga dan telah "dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat" (2:9). Dia adalah daya tarik terbesar dalam alam semesta, seperti sebuah magnet yang sangat besar, menarik semua pencari­-Nya kepada-Nya.

Galatia 2:2 memperlihatkan bagaimana Paulus mengawali per­lombaannya. Filipi 3:5-8, 12-14 memperlihatkan bagaimana Paulus terus-menerus berlari dalam perlombaannya. Dalam Filipi 3 kita nampak Paulus sebagai satu model kaum ber­iman Ibrani, ia berlari terus ke depan, meninggalkan aga­ma Yahudi yang usang. Dalam 2 Timotius 4:7-8, yang ditu­lisnya tidak lama menjelang mati martirnya, ia memberi tahu kita bahwa Ia telah menyelesaikan perlombaan itu. Karena itu, saudara saudari yang terkasih, sebagaimana rasul Paulus telah meninggalkan sebuah teladan bagi kita, marilah kita dalam jaman gereja hari ini, sekuatnya berlari dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita ini.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru