Home
Aktifitas
Arus Hayat
Arus Hayat Radio
Hubungi Kami
Artikel Terbaru
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (14)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (13)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (12)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (11)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (10)
Perkembangbiakan di Yerusalem, Yudea, dan Samaria melalui Ministri Sekelompok Sekerja Petrus (9)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (4)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (3)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (2)
PENYALURAN ALLAH TRITUNGGAL UNTUK MENGHASILKAN TEMPAT TINGGAL-NYA (1)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (2)
Pembasuhan Hayat dalam Kasih untuk Hayat dalam Kasih untuk Mempertahankan Persekutuan (1)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (2)
Hasil dan Perkembangbiakan Hayat (1)
KEPERLUAN ORANG YANG MATI — KEBANGKITAN HAYAT (2)
Iman: Jalan yang Unik untuk Menerima Janji Allah dan Menempuh Jalan-Nya

Surat Ibrani dalam sepuluh pasal pertamanya menyajikan kepada kita perbandingan yang jelas, lengkap, dan tuntas antara ekonomi Allah dan Yudaisme. Yudaisme menghalangi umat Allah untuk maju sesuai dengan ekonomi-Nya. Setelah menyajikan perbandingan itu, penulis kitab ini berpesan kepada kaum beriman Ibrani, yang berada dalam bahaya berpaling kembali dan undur, agar hidup, berjalan, maju oleh iman (10:38-39), bukan berdasarkan apa yang kelihatan (2 Kor. 5:7). Kemudian dalam pasal 11 menjelaskan definisi iman menurut sejarah iman.

Apa pentingnya iman? Iman adalah jalan yang unik untuk menerima firman Injil (Ibr. 6:1). Ibrani 4:3 juga mengatakan bahwa tanpa iman, tak seorang pun dapat memasuki perhentian Sabat. Terakhir, iman juga adalah jalan untuk mewarisi janji-janji Allah (6:12). Karena kebanyakan hal yang dijanjikan Allah itu belum tertampak atau masih berupa pengharapan, maka kita perlu iman untuk mewujudkannya. Karena itu, Allah telah berjanji akan mengaruniakan upah yang besar kepada kita (ayat 35), agar kita di jaman ini hidup oleh iman, bukan karena apa yang kelihatan (2 Kor. 5:7).

Apakah iman? Di bawah ilham Roh Kudus, penulis Surat Ibrani mengatakan "Iman adalah ..." (Ibr. 11:1). Iman adalah substansiasi dari segala sesuatu yang diharapkan, maka iman adalah jaminan, keyakinan, penegasan, realitas, esens, dasar penopang dari hal-hal yang diharapkan.

Ibrani 11 membicarakan sejarah iman dan saksi-saksi iman. Semua catatan ini membuktikan bahwa iman adalah jalan satu-satunya bagi para pencari Allah untuk menerima janji-Nya dan menempuh jalan-Nya. Setiap orang yang terlibat dalam sejarah iman ini ialah seorang saksi. Dalam bahasa Yunani istilah "saksi" sama dengan istilah "martir". Setiap saksi ialah seorang martir, yakni orang yang berkorban jiwa karena kesaksian iman  (ay. 32-39). Sejarah iman mereka sangat erat kaitannya dengan kita hari ini.

Sekarang mari kita melihat sejumlah saksi-saksi iman. Ibrani 11:4 menyinggung tentang Habel yang karena iman telah mempersembahkan kepada Allah kurban yang lebih baik,  yang melambangkan Kristus sebagai kurban yang lebih baik, yang sejati (9:23). Lalu ayat 5, Henokh tidak saja diangkat dari kematian, tetapi juga tidak sampai mengalami kematian. Kemudian ayat 7 disebutkan tentang Nuh, yang karena iman dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya.

Selanjutnya, Abraham, bapa iman. Karena iman ia mematuhi panggilan Allah untuk meninggalkan kampung halamannya, dan tinggal sebagai orang asing di tanah perjanjian  (Ibr. 11:8-9). Dengan menaati perintah Allah, Abraham keluar dari Ur-kasdim "tanpa mengetahui tempat yang ditujunya." Hal itu memberi kesempatan yang konstan kepada Abraham untuk melatih imannya, bersandar kepada Allah bagi pimpinan-Nya yang seketika, dengan penyertaan Allah sebagai peta perjalanannya. Ayat 10, karena iman, Abraham "menanti-nantikan kota. .." Ini adalah kota Allah yang hidup, Yerusalem Baru  (Why. 21:2; 3:12), yang Allah siapkan untuk umat-Nya (Ibr. 11:16). Tentang Sara, ayat 11 mengatakan, "Karena iman juga Sarah ... mengandung, ...", walau telah lanjut usia, ia percaya kepada firman-Nya.

Karena iman maka Musa menolak disebut anak putri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah daripada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa (ayat 24-25). Bagi dia, penghinaan karena Kristus Allah, sebagai kekayaan yang lebih besar daripada semua harta Mesir di dalam istana Firaun  (ayat 26); sebab Musa mengarahkan pandangannya kepada pahala.

Ayat 35 mengatakan, "... supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik." Kebangkitan yang lebih baik bukan hanya kebangkitan yang pertama (Why. 20:4-6), tetapi juga kebangkitan luar biasa  (Flp. 3:11), kebangkitan yang di dalamnya para pemenang Tuhan akan menerima pahala kerajaan  (ayat 26). Ayat 38 membicarakan orang-orang yang mengalami penderitaan itu karena iman, mengatakan bahwa dunia tidak layak bagi mereka. Umat beriman ini adalah umat yang khusus, yang berada di tempat yang tertinggi, mereka tidak layak bagi dunia yang telah rusak ini. Hanya kota kudus Allah,  Yerusalem Baru, yang layak mendapatkan mereka. Semua saksi iman bahkan martir-martir iman ini bagaikan awan-awan (Ibr. 12:1). Melalui saksi-saksi yang bagaikan awan ini, kita hari ini mengikuti Tuhan dan menikmati penyertaan-Nya.

Sebarkan ke:
< Back
Artikel Terbaru